Bisnis.com, JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berkomitmen bisa menghilangkan stigma penurunan produksi migas pada masa pemerintah Presiden Joko Widodo.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan tren produksi migas di Tanah Air sejatinya telah mengalami penurunan sejak dua dekade terakhir. Untuk itu, pihaknya menargetkan untuk menghilangkan stigma tersebut.
Dia menuturkan lembaganya telah menetapkan rencana jangka panjang terhadap peningkatan produksi tersebut dengan target untuk mencapai produksi 1 juta barel per hari pada 2030.
“Jadi memang ini tugas berat, ini bagaimana menghilangkan stigma declined ini sesuatu yang normal. Ini kita sedang fight bahwa target legacy yang kita harapkan akan incline,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (15/7/2022).
Deputi Perencanaan SKK Migas Benny Lubiantara mengatakan dalam rencana jangka panjang tersebut, tren produksi migas di dalam negeri sudah ditargetkan untuk mengalami peningkatan yang dimulai pada 2023 hingga 2024.
Berdasarkan data SKK Migas tingkat lifting minyak pada 2023 dapat mencapai level sekitar 650.000 bopd dan akan kembali meningkat pada 2024 pada level 700.000 bopd.
“2023 itu harus naik, tahun depan 2024 itu memang naik cuma masih di sekitar 700.000,” jelasnya.