Bisnis.com, JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memproyeksikan capaian produksi siap jual atau lifting migas pada tahun ini akan lebih rendah dari target yang ditetapkan.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan proyeksi lifting minyak pada akhir tahun ini hanya akan berada pada level 633.000 barel per hari. Sebaliknya untuk lifting gas bumi akan berada pada level 5.360 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Julius mengatakan proyeksi tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan dengan target teknis untuk lifting minyak tahun ini sebesar 654.000 barel per hari, sedangkan untuk target teknis lifting gas bumi pada tahun ini pada kisaran 5.500 mmscfd—5.600 mmscfd.
“Itu tentu saja di bawah angka WP&B [Work, Program, and Budget] angka teknis harusnya 650.000 bopd dan kalau hanya mencapai 633.000 itu 95 persen, jauh di bawah APBN 703.000 bopd,” ujar dalam konferensi pers yang digelar pada Jumat (15/7/2022).
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto memaparkan bahwa pihaknya tengah mengupayakan adanya peningkatan lifting untuk sepanjang tahun ini.
Dia menuturkan capaian lifting sempat mengalami peningkatan, tetapi adanya masalah pada sejumlah wilayah kerja (WK) telah membuat capain produksi kembali turun pada semester I/2022.
“Kenaikan hingga akhir tahun dari kontribusi pengeboran PHR, Petronas, dan KKKS lainnya,” ungkapnya.
Berdasarkan data yang dipaparkan SKK Migas, realisasi lifting minyak hingga Juni 2022 tercatat sebesar 616.600 bopd. Capaian itu tercatat lebih rendah jika dibandingkan dengan target lifting minyak pada APBN 2022 sebesar 704.000 bopd.
Sementara itu, realisasi lifting gas bumi sampai dengan semester I/2022 tercatat 5.326 mmscfd, jumlah itu tercatat lebih rendah jika dibandingkan dengan target APBN 2022 sebesar 5.800 mmscfd.
Dengan demikian, capaian lifting migas pada semester I/2022 tercatat sebesar 1,57 juta barel setara minyak per hari atau hanya mencapai 90 persen dari target sepanjang tahun ini 1,73 juta boepd.