Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tiket Pesawat Akan Lebih Mahal, Begini Penjelasan IATA

Tiket pesawat bakal merangkak naik dan lebih mahal setelah pandemi mereda. International Air Transport Association (IATA) mengungkap faktor pendorong utamanya.
Pelancong, tiba di Bandara Internasional Ngurah Rai di Bali, Senin, (7/3/2022). Indonesia mulai mengizinkan masuk bebas karantina bagi orang asing yang bepergian ke Bali. Pengunjung dari 23 negara, termasuk AS, Inggris, dan Australia, bisa mendapatkan visa on arrival asalkan sudah divaksinasi lengkap dan dinyatakan negatif Covid-19 sebelum keberangkatan. Bloomberg - Putu Sayoga
Pelancong, tiba di Bandara Internasional Ngurah Rai di Bali, Senin, (7/3/2022). Indonesia mulai mengizinkan masuk bebas karantina bagi orang asing yang bepergian ke Bali. Pengunjung dari 23 negara, termasuk AS, Inggris, dan Australia, bisa mendapatkan visa on arrival asalkan sudah divaksinasi lengkap dan dinyatakan negatif Covid-19 sebelum keberangkatan. Bloomberg - Putu Sayoga

Bisnis.com, JAKARTA - Harga tiket pesawat di masa setelah pandemi bakal mengalami kenaikan signifikan. Willie Walsh, Direktur Jenderal Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) menjelaskan hal itu lantaran harga minyak dunia melonjak sebagai akibat permintaan yang tinggi dan perang Rusia-Ukraina.

Mantan bos British Airways itu mengatakan mau tidak mau, biaya ini harus dibebankan kepada konsumen. Walsh mengatakan wisatawan perlu bersiap untuk biaya penerbangan yang meningkat.

"Terbang akan lebih mahal bagi konsumen, tanpa diragukan lagi. Harga minyak yang tinggi akan tercermin pada harga tiket yang lebih tinggi," katanya seperti dilansir BBC, Senin (11/7/2022).

Selain permintaan yang tinggi setelah dunia pulih dari pandemi, dampak dari perang di Ukraina telah mendorong harga minyak naik lebih jauh.

AS telah mengumumkan larangan penuh atas impor minyak dari Rusia, dengan Inggris akan menghentikan pasokan dari Negeri Berung Merah pada akhir tahun. Para pemimpin Uni Eropa mengatakan mereka akan memblokir sebagian besar impor minyak Rusia pada akhir 2022.

Hal itu berarti permintaan minyak dari produsen lain telah meningkat, yang mengarah ke harga yang lebih tinggi.

Walsh mengatakan harga bahan bakar berada pada rekor tertinggi, sementara minyak adalah elemen terbesar dari basis biaya maskapai.

"Tidak dapat dihindari bahwa pada akhirnya harga minyak yang tinggi akan diteruskan ke konsumen dengan harga tiket yang lebih tinggi," imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper