Bisnis.com, JAKARTA - European Central Bank (ECB) bakal segera memulai era kebijakan moneter baru dengan meninggalkan era suku bunga negatif di tengah inflasi yang tinggi.
Dilansir Bloomberg pada Selasa (7/6/2022), Presiden ECB Christine Lagarde dan para pejabat lainnya akan mengakhiri pembelian aset senilai triliunan euro.
Pejabat moneter di kawasan euro memutuskan untuk keluar dari suku bunga negatif selama 8 tahun. Investor sekarang berspekulasi bahwa mengakhiri kebijakan di bawah nol dapat terealisasi paling cepat Juli.
Sementara itu, indeks harga konsumen naik lebih dari empat kali dari target 2 persen. Proyeksi ECB cenderung menunjukkan inflasi tidak akan turun di bawah target hingga 2024. Dengan demikian, ECB siap mengikuti rekan bank sentral lainnya, seperti Federal Reserve dalam menaikkan suku bunga.
“Dengan proyeksi tersebut, mereka dapat menunjukkan bahwa tiga syarat mereka terpenuhi [untuk mulai menghapus stimulus], kata ekonom di Bank J Safra Sarasin di Zurich Karsten Junius.
Tantangan yang akan dihadapi ECB akan semakin sulit dibandingkan sebelum pra pandemi. Inflasi sekarang mencapai 8 persen yang didorong oleh biaya energi dan gangguan logistik.
Baca Juga
Ekonom Bloomberg memperkirakan proyeksi inflasi 2024 mencapai 2 persen, naik dari level pada Maret. Itu akan memenuhi persyaratan ECB bahwa pertumbuhan harga tidak hanya mempercepat untuk periode singkat, tetapi tetap tinggi dalam jangka menengah.
Namun, meskipun ECB bertindak jauh lebih lambat daripada rekan-rekannya, beberapa ekonom masih khawatir ECB bergerak terlalu cepat karena rebound pandemi di kawasan tersebut melawan kejutan harga.