Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan, realisasi belanja barang pada Februari 2022 lebih rendah jika dibandingkan dengan 2021.
Realisasi belanja barang pada Februari mengalami penurunan, yakni mencapai Rp14 triliun dibandingkan periode yang sama 2021, dimana realisasi belanja barang mencapai lebih dari Rp18 triliun.
Sri Mulyani memaparkan, realisasi pengadaan vaksin di 2021 mencapai Rp3,6 triliun, sehingga kebutuhan vaksin pada awal 2022 sudah mencukupi.
Selain itu, jumlah pasien Covid-19 yang perlu dirawat terkendali, sehingga kebutuhan belanja BLU RS Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertahanan dan Polri lebih rendah.
"Jadi Januari dan Februari tahun lalu kita membelanjakan sangat banyak untuk Covid yaitu vaksin dan juga untuk membayar pasien. Itu Rp4,6 triliun sendiri. Tahun ini, kita tidak mengeluarkan untuk hal yang sama hanya Rp0,4 triliun atau Rp400 miliar," ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA, dikutip Selasa (29/3/2022).
Untuk belanja barang non-Covid pada periode ini, Kemenkeu mencatat nilainya mencapai Rp13,6 triliun, sedikit lebih tinggi dibandingkan periode yang sama di 2021 yakni Rp13,5 triliun.
Baca Juga
Belanja barang ini diantaranya dibelanjakan oleh Kemendikbud sebesar Rp500 miliar untuk penunjang kegiatan di Kemendikbud yang meningkat, seperti bantuan beasiswa dosen.
Kemudian, belanja barang Kemenkes sebesar Rp300 miliar, lebih rendah jika dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp4,4 triliun.
Lebih lanjut, realisasi belanja Kemhan mencapai Rp1,7 triliun, POLRI Rp2,0 triliun dan Kemenkeu Rp1,8 triliun.
Penurunan yang terjadi pada Kemenkes, Kemhan dan Polri, menurut Sri Mulyani, disebabkan oleh belanja kesehatan di rumah sakit Kemenkes, Kemhan dan Polri yang menurun.
Sementara itu, kinerja belanja barang Kemenkeu tumbuh positif lantaran digunakan untuk belanja operasional pemungutan pajak dan BLU, terutama dibidang kelapa sawit.