Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Sri Mulyani Mulai Ngerem Utang, Penerbitan SBN di Awal Tahun Turun Drastis

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan penurunan 66 persen atau Rp210 triliun ini merupakan indikasi yang bagus. Dia menegaskan, penurunan penerbitan utang akan membantu pemerintah menghindari risiko dari sektor keuangan.
Wibi Pangestu Pratama
Wibi Pangestu Pratama - Bisnis.com 29 Maret 2022  |  06:51 WIB
Sri Mulyani Mulai Ngerem Utang, Penerbitan SBN di Awal Tahun Turun Drastis
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat tiba di depan Ruang Rapat Paripurna I untuk menghadiri Pembukaan Masa Persidangan I Tahun Sidang 2020-2021 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (14/8/2020). Bisnis - Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Pembiayaan anggaran negara melalui utang sepanjang Januari-Februari 2022 turun tajam hingga 66,1 persen menjadi Rp92,9 triliun, dibandingkan Rp273,8 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan penurunan 66 persen atau Rp210 triliun ini merupakan indikasi yang bagus.

Dia menegaskan, penurunan penerbitan utang akan membantu pemerintah menghindari risiko dari sektor keuangan.

"Ini hal yang bagus karena risiko bergeser kepada sektor keuangan dengan adanya Fed Fund Rate yang meningkat, inflasi tinggi, suku bunga naik dan ini mempengaruhi yield SBN, tentu harus kita jaga," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA, Senin (28/3/2022).

Menurut Sri Mulyani, pemerintah telah mengatur strategi pembiayaan utang yang dimulai pada Februari lalu. Hal tersebut a.l. dengan menyesuaikan jumlah penerbitan, penetapan tenor utang, waktu penerbitan, komposisi mata uang dan skema burden sharing dengan Bank Indonesia (BI) yang membantu.

Seperti diketahui burden sharing akan dilakukan hingga semester kedua tahun ini. kerja sama ini akan menopang pemerintah dalam menghadapi situasi, volatilitas, dan risiko yang meningkat dari pasar obligasi dan tren kenaikan suku bunga.

Dari paparan Sri Mulyani, diketahui realisasi pembiayaan utang pemerintah terdiri dari dua jalur, penerbitan surat berharga negara (SBN) dan penarikan pinjaman.

Kemudian, realisasi penerbitan surat utang sepanjang Januari-Februari 2022 turun dratis hingga 75,1 persen menjadi Rp67,7 triliun year on year (yoy).

Namun, penarikan pinjaman atau utang oleh pemerintah pada Januari-Februari 2022 meningkat tajam hingga 954,4 persen menjadi Rp 25,2 triliun yoy, dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sebesar Rp2,4 triliun.

Sri Mulyani sendiri menuturkan pihaknya akan menjaga kesehatan APBN agar dapat menjalankan fungsinya dalam melindungi masyarakat dan ekonomi, termasuk menjadi shock absorber di tengah ketidakpastian akibat situasi geopolitik global yang meningkatkan harga komoditas hingga pada akhirnya mempengaruhi inflasi global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

apbn utang sri mulyani
Editor : Hadijah Alaydrus

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top