Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengatakan penyaluran bantuan sosial (bansos) bagi masyarakat pada 2022 tercatat meningkat dari tahun sebelumnya. Namun, membaiknya kondisi pandemi Covid-19 membuat komposisi bansos berubah.
Dia menjelaskan bahwa hingga 28 Februari 2022, realisasi anggaran perlindungan sosial mencapai Rp49 triliun. Jumlah itu tumbuh dari posisi tahun sebelumnya senilai Rp39,4 triliun.
"Penyaluran pada 2021 didominasi targeted bansos, penyaluran by name by address. Sekarang karena lonjakan harga bahan bakar minyak [BBM] dan listrik, maka bansosnya menjadi bentuk subsidi," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (28/3/2022).
Pada 2022 harga energi dan sejumlah komoditas, seperti batu bara, mengalami kenaikan signifikan yang salah satunya karena konflik Rusia Ukraina.
Hal tersebut membuat biaya produksi BBM dan listrik menjadi meningkat, sedangkan harga jual kepada masyarakat tidak berubah.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa konsumsi BBM, gas, dan listrik menunjukkan pemulihan ekonomi karena mencerminkan mobilitas dan konsumsi masyarakat.
Apabila harga BBM dan listrik naik karena peningkatan harga komoditas berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi.
"Nanti konsekuensinya kepada subsidi [apabila tidak mengubah harga BBM dan listrik], ini akan memberikan beban kepada APBN. APBN menjadi shock absorber," ujar Sri Mulyani.