Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Perlebar Izin Impor Sapi Bakalan, Pengusaha: Prospek Cerah

Rencana pemerintah yang memperluas impor sapi bakalan dari Brasil dan Meksiko disambut baik oleh kalangan pengusaha.
Ilustrasi sapi bakalan
Ilustrasi sapi bakalan

Bisnis.com, JAKARTA — Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong (Gapuspindo) menyambut baik komitmen pemerintah untuk memperluas izin impor sapi dan kerbau bakalan dari Meksiko dan Brasil mulai paruh kedua tahun ini.

Direktur Eksekutif Gapuspindo Djoni Liano mengatakan rencana itu akan dapat mengurangi ketergantungan daging domestik dari harga beli sapi bakalan Australia yang belakangan menyentuh di posisi US$4,53 atau Rp70.413 per kilogram pada Februari 2022.

“Kami mendukung rencana tersebut dan harus membuka negara tersebut untuk mengurangi ketergantungan dengan Australia yang selama 32 tahun sebagai pemasok tunggal,” kata Djoni melalui pesan WhatsApp, Kamis (3/3/2022).

Menurut dia Brasil dan Meksiko sudah berpengalaman untuk melakukan ekspor sapi hidup ke sejumlah negara dengan menggunakan jalur laut. Malahan, populasi sapi potong milik Brasil mencapai 240 juta ekor hingga 2021.

Djoni mengatakan kedua negara itu mengekspor hampir 1 juta ekor sapi hidup ke Amerika Serikat setiap tahunnya. Adapun, Brasil turut mengekspor sapi hidup ke Vietnam. Dengan demikian, menurut dia, impor dari dua negara itu relatif memiliki prospek yang baik.

“Brasil status negaranya adalah zona bebas penyakit mulut dan kaki [PMK] artinya enam negara bagian bebas PMK tanpa vaksinasi dengan jumlah populasi ternak sapi mencapai 40 juta ekor, sedangkan negara bagian lainnya bebas PMK dengan vaksinasi,” kata dia.

Kendati demikian, kata dia, Kementerian Pertanian belakangan masih mengkaji peluang impor dari Brasil untuk memitigasi risiko penyakit. Alasannya, terdapat enam negara bagian yang sudah bebas PMK tanpa vaksinasi.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) memutuskan untuk melibatkan importir swasta terkait dengan pembelian sapi dan kerbau bakalan dari Brasil dan Meksiko mulai paruh kedua tahun ini. Manuver itu dilakukan setelah harga daging sapi dan kerbau melonjak mengikuti harga beli dari Australia sejak triwulan keempat 2021.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo mengatakan kenaikan harga daging sapi dan kerbau saat ini disebabkan karena ketergantungan pasokan dalam negeri dari impor tunggal dari Australia. Konsekuensinya, harga daging domestik ikut terkerek naik kendati ketersediaan dalam negeri diklaim surplus cukup lebar mencapai 2.736,7 ton hingga Mei 2022.

“Dengan Australia saat ini mereka naikan harga sampai US$4,4 per kilogram sementara kita tidak bisa apa-apa, kita harus keren begitu loh, kita negara hebat untuk menghadapi asing itu kita harus punya kedaulatan pangan supaya mereka tidak semena-mena dengan kita,” kata Arief melalui sambungan telepon, Kamis (3/3/2022).

Berdasarkan catatan Gapuspindo, harga impor sapi bakalan jantan dari Australia pada November 2021 berada di angka US$3,65 per kilogram (CIF) atau setara dengan Rp56.574 per kilogram (landed kandang). Selang tiga bulan, harga beli sapi dari Australia itu mengalami kenaikan 24,1 persen menjadi US$4,53 atau Rp70.413 per kilogram pada Februari 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper