Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I optimistis pergerakan penumpang pada 2022 lebih tinggi dibandingkan dengan pada tahun lalu seiring dibukanya empat bandara keloaannya untuk penerbangan internasional.
VP Corporate Secretary Angkasa Pura I Handy Heryudhitiawan belum dapat memastikan secara khusus target penumpang khususnya internasional pada 2022.
Kendati demikian, Handy menilai kinerja AP I pada tahun ini akan lebih baik dengan kebijakan pemerintah yang membuka sejumlah titik bandara untuk penerbangan internasional.
"Kami optimistis setidaknya akan lebih baik dibandingkan tahun lalu mengingat saat ini 4 bandara kami telah dibuka untuk melayani penerbangan internasional kembali yaitu Surabaya, Lombok, Bali dan Manado," ujarnya, Senin (21/2/2022).
Sebagai gambaran, Handy mengatakan pada tahun lalu AP I hanya melayani sebanyak 109.755 penumpang internasional yang mayoritas datang dari 4 bandara yang dikelola yaitu Bandara Juanda Surabaya, Bandara Sam Ratulangi Manado, Bandara Lombok dan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. Sementara untuk pergerakan pada 2020, AP I telah melayani hingga 3,2 juta penumpang internasional.
Berdasarkan catatan AP I, saat ini memang yang sudah beroperasi yaitu Garuda Indonesia dan Singapore Airlines dan yang sedang dalam proses aktivasi kembali rute yaitu KLM Royal Dutch, Scoot Tiger Air, JetStar Airways dan Batik Air.
Perseroan berharap makin bertambah maskapai rute internasional yang kembali terbang ke Bali apabila kondisi penanganan pandemi Covid-19 semakin stabil.
Secara umum AP I memperkirakan pergerakan atau kegiatan lalu lintas penumpang jalur udara meningkat ke 38,8 juta penumpang pada 2022. Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi mengatakan proyeksi angka trafik tersebut meningkat 36 persen dari trafik sepanjang 2021 yakni 28,4 juta penumpang (unaudited).
Selain itu, Faik memproyeksikan trafik pesawat tumbuh 37 persen menjadi 547.787 pergerakan pesawat pada 2022. Di samping itu, pergerakan kargo diproyeksikan tumbuh sebesar 4 persen menjadi 451.024 ton pada 2022, dari sebesar 433.904 ton pada 2021 yakni jumlah yang belum diaudit.