Bisnis.com, JAKARTA — Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menyebut angkutan batu bara masih menjadi primadona dari keseluruhan komoditas barang yang diangkut oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI.
Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Djoko Setijowarno menyebut per tahunnya PT KAI telah berhasil mengangkut lebih dari 20 juta ton baru bara. Jumlah tersebut diprediksi akan terus meningkat seiring dengan adanya penambahan trayek dan kapasitas angkut kereta api.
"Memang angkutan batu bara menjadi primadona untuk kereta api. Per tahunnya sudah di atas 20-30 juta ton. Ini sudah cukup tinggi karena kan jaringannya sudah sebagian sudah double track. Jadi bisa meningkatkan kapasitas," ujarnya kepada Bisnis.com, Rabu (12/1/2022).
Djoko menyebut secara keseluruhan (100 persen) batu bara yang diangkut PT KAI berasal dari PT Bukit Asam Tbk. (PTBA). Dia berharap jumlah tersebut akan terus meningkat di 2022.
Namun, sambung dia, meningkatnya volume angkutan KAI tersebut bergantung pada kapasitas dan track yang tersedia. Kalau jumlahnya bertambah tentu volume yang diangkut juga meningkat.
"Angkutan barang masih mendominasi dibanding penumpang. Potensinya juga ada di Jawa. Nanti [penambahan kapasitas angkut] ini juga bisa membantu mengurangi ODOL [over dimension over loading]. Tapi kan kendalanya di kereta itu masih mahal dibandingkan dengan jalan darat. Itu kendalanya. Kalau lebih murah saya yakin akan lebih banyak lagi [volume angkut KAI]," imbuh Djoko.
Baca Juga
Sebelumnya, PT KAI melaporkan bahwa volume angkutan barang meningkat sebesar 12,7 persen pada 2021 dibanding tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, angkutan batu bara masih menjadi andalan logistik perseroan.
VP Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan sepanjang 2021, perseroan mengangkut sebanyak 50,9 juta ton barang. Jumlah ini naik dari 2020 yang sebesar 45,1 juta ton barang.
"Angkutan batu bara masih menjadi andalan KAI di sektor logistik pada 2021 dengan total angkutan 39,2 juta ton atau 77,1 persen dari total angkutan barang KAI," kata Joni.
Bukan saja mendominasi, Joni menyebut batu bara juga merupakan komoditas yang mengalami persentase peningkatan tertinggi, yakni naik 18 persen dibanding 2020 sebanyak 33,3 juta ton.
Namun begitu, dia menuturkan bahwa terdapat komoditas lain yang turut berkontribusi terhadap angkutan barang KAI pada 2021. Di antaranya angkutan petikemas dengan volume total 4,1 juta ton atau 8 persen dari total angkutan barang KAI dan angkutan semen dengan volume total 3,4 juta ton atau 6,8 persen dari total angkutan barang KAI.
"Peningkatan volume juga tercapai pada komoditas BBM dimana pada 2021 terdapat 2,2 juta ton, naik 7 persen dibanding pada 2020 sebanyak 2,1 juta ton," ucapnya.
Menurut Joni, kinerja angkutan barang KAI yang semakin baik ini merupakan capaian yang sangat penting bagi KAI untuk keberlangsungan perusahaan di tengah pandemi Covid-19.
Dia mengaku di tengah pandemi Covid-19 yang masih mewabah, KAI terus mengoptimalkan angkutan barang dengan cara terus berkolaborasi, melakukan rekayasa pola operasi, serta mencari mitra-mitra baru. Peningkatan kinerja angkutan barang KAI juga dipicu oleh perekonomian yang semakin membaik.
"Di tahun 2022 ini, bisnis KAI tetap bertumpu pada angkutan barang, di samping tetap terus memulihkan sektor angkutan penumpang. KAI juga optimistis dapat menumbuhkan kinerja di sektor optimalisasi aset untuk menopang kinerja KAI secara berkesinambungan," ucapnya.