Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat penerimaan bea keluar tumbuh melonjak hingga 708,2 persen secara tahunan.
Peningkatan kinerja ekspor komoditas pada 2021 turut membawa berkah bagi realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai.
Sepanjang 2021, penerimaan negara dari bea keluar tercatat sebesar Rp34,6 triliun atau melampaui hingga 1.933,7 persen dari target APBN. Hal ini disampaikan oleh Sri Mulyani pada konferensi pers Realisasi APBN 2021 di gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (3/1/2022).
Berdasarkan komoditasnya, penerimaan bea keluar yang tinggi paling didukung oleh volume ekspor dan harga komoditas khususnya produk kelapa sawit dan tembaga.
"Tumbuhnya 708,2 persen. Ini bukannya tumbuh, tapi melonjak atau meloncat dari Rp4,3 triliun [2020] ke Rp34,6 triliun [2021]. Ini memang sebagian menggambarkan pemulihan yang didukung oleh [harga] komoditas dan ekspor yang tumbuh di atas 46 persen, tertinggi selama surplus neraca perdagangan yang konsisten selama 19 bulan. [Pencapaian] tersebut ter-capture di sini," jelasnya kepada awak media.
Adapun, surplus neraca dagang terakhir pada November 2021 tercatat sebesar US$3,51 miliar. Secara akumulatif (Januari-November 2021), surplus neraca dagang mencapai US$34,3 miliar. Capaian ini merupakan yang tertinggi sejak 2000.
Baca Juga
Di sisi lain, penerimaan cukai dan bea masuk juga ikut mendukung pertumbuhan realisasi kepabeanan dan cukai yang signifikan di 2021. Penerimaan cukai 2021 tercatat mendekati Rp200 triliun, tepatnya Rp195,5 triliun 108,6 persen dari target APBN. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, realisasi tersebut tumbuh 10,9 persen (y-o-y).
"Kita mencapai Rp195,5 triliun. Ini sebentar lagi Pak Askolani [Dirjen Bea Cukai Kemenkeu] harus mencapai di atas Rp200 [triliun] untuk cukai saja harusnya. Sedikit lagi mendekati," tambah Sri Mulyani.
Lalu, penerimaan bea masuk tercatat sebesar Rp38,9 triliun atau 117,2 persen dari target APBN. Realisasi tersebut didukung oleh tren kinerja impor nasional yang terus meningkat (tumbuh 52,6 persen yoy pada November 2021), sehingga mendorong pertumbuhan 19,9 persen (yoy) dibandingkan capaian 2020.
Secara keseluruhan, realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai 2021 tercatat sebesar Rp269 triliun atau 125,1 persen dari target APBN. Capaian tersebut tumbuh signifikan yaitu sebesar 26,3 persen (yoy).
"Tahun lalu di tengah gempuran [pandemi 2020] kita relatif steady di Rp213 triliun, dan tahun ini rebound luar biasa tinggi di Rp269 triliun atau [tumbuh] 26,3 [persen yoy]," terang Sri Mulyani.