Bisnis.com, JAKARTA - Realisasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 baru mencapai Rp519,69 triliun atau 69,8 persen dari pagu Rp744,77 triliun, per 10 Desember 2021.
Oleh sebab itu, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah hanya memiliki sekitar tiga pekan ke depan untuk menghabiskan anggaran PEN yang masih tersisa.
"Dalam waktu tiga minggu ke depan, kita perlu untuk membelanjakan Rp220 triliun sendiri. Ini suatu belanja yang luar biasa besar. Maka minggu-minggu ini kita akan lihat apakah seluruh program pemulihan ekonomi kementerian/lembaga dan daerah bisa menjalankan apa yang sudah dialokasikan," kata Sri Mulyani pada acara Bisnis Indonesia Business Challenges (BIBC) secara virtual, Rabu (15/12/2021).
Bendahara negara menyebut kemampuan penyerapan anggaran dalam rentang waktu kurang dari tiga pekan ini sangat menentukan momentum pemulihan ekonomi di kuartal IV/2021. Sri Mulyani pun mengakui beberapa waktu belakangan para kementerian/lembaga dan daerah tengah sibuk berpacu dengan waktu untuk menyelesaikan program-programnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Sri Mulyani juga mengungkap belanja pemerintah pusat masih tersisa Rp600 triliun, dari total Rp1.400 triliun hingga 2023.
Dari keseluruhan lima kluster anggaran PEN, hanya kluster insentif usaha yang telah mencapai realisasi 100 persen. Realisasi terendah masih berada pada kluster dukungan UMKM dan korporasi di bawah 50 persen.
Baca Juga
Secara rinci, realisasi anggaran PEN 2021 per 10 Desember 2021 adalah sebagai berikut:
1. Anggaran kesehatan sudah terealisasi Rp143,29 triliun atau 66,7 persen dari pagu Rp214,96 triliun.
2. Anggaran perlindungan sosial sudah terealisasi Rp152,18 triliun atau 81,5 persen dari pagu Rp186,64 triliun.
3. Anggaran program prioritas sudah terealisasi Rp83,64 triliun atau 70,9 persen dari pagu Rp117,94 triliun.
4. Anggaran dukungan UMKM dan korporasi sudah terealisasi Rp77,73 triliun atau 47,9 persen dari pagu Rp162,40 triliun.
5. Anggaran insentif usaha telah terealisasi 100 persen dari pagu Rp62,83 triliun.