Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KPPOD Sebut Daya Saing Ekonomi Daerah Belum Sejalan dengan Kelestarian Lingkungan

Kajian KPPOD berupa studi pemeringkatan daya saing di 356 kabupaten di Indonesia menemukan bahwa daerah-daerah dengan daya saing yang tinggi memiliki persoalan di bidang lingkungan.
Pemandangan deretan gedung bertingkat di ibu kota terlihat dari kawasan Tanah Abang, Jakarta, Selasa (5/11/2019)./ANTARA FOTO-Galih Pradipta
Pemandangan deretan gedung bertingkat di ibu kota terlihat dari kawasan Tanah Abang, Jakarta, Selasa (5/11/2019)./ANTARA FOTO-Galih Pradipta

Bisnis.com, JAKARTA - Kajian dari Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) menyampaikan bahwa daya saing daerah berkelanjutan merupakan salah satu kunci pemulihan pasca pandemi Covid-19. Namun, daya saing tersebut belum dibangun atas pilar-pilar keberlanjutan.

Adapun, meminjam pengertian dari World Economic Forum (WEF), daya saing merupakan kemampuan suatu entitas perekonomian, dalam hal ini negara atau daerah, untuk mencapai pertumbuhan tinggi berkelanjutan.

Daya saing daerah berkelanjutan (DSDB), di samping itu, diartikan sebagai penunjang produktivitas daerah yang terbentuk dari interaksi institusi, kebijakan dan kinerja dalam jangka panjang guna membangun ekonomi yang tangguh, lingkungan lestari, sosial inklusif dan tata kelola yang baik. Empat hal tersebut juga merupakan pilar dari indeks DSDB yang memiliki posisi dan bobot setara.

Di sisi lain, kajian KPPOD berupa studi pemeringkatan daya saing di 356 kabupaten di Indonesia menemukan bahwa daerah-daerah dengan daya saing yang tinggi memiliki persoalan di bidang lingkungan. Sebaliknya, sejumlah daerah lainnya dengan skor lingkungan yang tinggi memiliki persoalan di bidang sosial-ekonomi.

"Artinya kalau kita melihat kondisi hari ini, belum ada titik temu ekuilibrium antara ekonomi dan lingkungan, sedangkan kalau kita bicara tentang donat ekonomi hari ini, ekonomi dan lingkungan harus ditempatkan pada porsi yang seimbang," jelas Analis Kebijakan KPPOD Edwin Ramda pada webinar, Jumat (5/12/2021).

Berdasarkan kajian KPPOD tahun lalu yang dikutip Bisnis, sembilan daerah pada pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Bali memiliki DSDB tinggi. Mereka semua unggul karena memiliki tata kelola pembangunan yang ramah lingkungan, dengan capaian semua pilar rata-rata 62,23 persen. BRIN mengklasifikasi daya saing ke empat level: rendah (00-30,00); sedang (30,01 - 60,00); tinggi (60,01 - 80,00); dan sangat tinggi (80,01 - 100).

Berdasarkan peringkatnya, daerah-daerah tersebut adalah:

(1) Kabupaten Badung

(2) Kabupaten Musi Banyuasin

(3) Kabupaten Tana Tidung

(4) Kabupaten Kediri

(5) Kabupaten Batang Hari

(6) Kabupaten Kudus

(7) Kabupaten Gianyar

(8) Kabupaten Tabanan

(9) Kabupaten Bojonegoro

Kendati demikian, sembilan daerah teratas secara umum memiliki lingkungan lestari yang berkategori sedang. Hal itu lantaran kinerja program resiliensi atau ketahanan lingkungan yang relatif rendah.

Misalnya, Kabupaten Badung yang memiliki DSDB tertinggi, hanya memiliki skor lingkungan lestari sebesar 52,04 atau kategori sedang. Di sisi lain, Badung memiliki skor ekonomi tangguh sebesar 79,22 atau kategori tinggi.

"Berdasarkan studi kami tahun lalu, daerah dengan ekonomi yang unggul memiliki persoalan kelestarian lingkungan," kata Edwin.

Selain temuan tersebut, Edwin menjabarkan sejumlah tipologi DSDB lainnya seperti aspek sosial tidak menjadi pilar yang dominan bagi daerah dengan DSDB tinggi; daerah dengan ekonomi dan sosial secara rata-rata memiliki lingkungan cukup lesatri; dan daerah dengan skor tata kelola di atas rata-rata memiliki peringkat DSDB yang tinggi.

Secara umum, Edwin menilai daya saing berkelanjutan masih rendah karena ketidakseimbangan pilar-pilar berkelanjutan. Daya saing di daerah merupakan hal yang penting untuk ditingkatkan meskipun berada di situasi pandemi Covid-19.

"Kebutuhan peningkatan daya saing di tengah tantangan pembangunan berkelanjutan merupakan orientasi daerah yang harus terus berjalan, kendati kita sedang menjalani masa pandemi," terangnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper