Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo akan memulai groundbreaking green industrial park di Kalimantan Utara pada Desember 2021. Proyek tersebut dibangun untuk mendukung pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT).
Saat membuka 10th Indo EBTKE ConEx 2021, Presiden mengatakan bahwa kawasan industri tersebut akan ditopang oleh pembangkit listrik tenaga air (PLTA) atau hydropower dari Sungai Kayan di Kalimantan Utara.
“[Sumber] Energi-nya dari hydropower di Kayan. Industri yang akan masuk antre ternyata. Saya kaget,” katanya saat memberikan sambutan, Senin (22/11/2021).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut bahwa para perusahaan berebut tempat agar produknya dicap sebagai green product. Kata dia, nilai produk menggunakan energi hijau jauh lebih tinggi dibandingkan dengan saat menggunakan energi fosil.
“Kalau ini jalan, mungkin skenarionya akan lebih mudah. Kalau ini nggak jalan, kalau harapkan dari global, mau gratisan juga mereka enggak mungkin nombok-in,” terangnya.
Pemerintah, lanjutnya, telah melakukan pertemuan dengan World Bank maupun investor Inggris saat pertemuan COP26 di Glasgow Skotlandia.
Baca Juga
“Pertanyaannya pasti ke sana [transisi energi], siapa yang menanggung itu [gap harga dari fosil ke EBT]. Saya minta bapak ibu sekalian coba bersama [membuat] skenario transisi energi. Lebih cepat lebih baik. Akan tetapi hitung-hitungan lapangan harus dikalkulasikan secara lebih detail,” ujarnya.
Sebelumnya, Presiden menunjuk Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk membuat skenario konkret dalam transisi energi.
Presiden mengatakan bahwa upaya mengalihkan penggunaan energi fosil kepada EBT akan memicu gap harga yang cukup besar. Diyakini, penggunaan EBT akan memicu kenaikan biaya pokok penyediaan listrik hingga dua kali lipat.
“Pertanyaannya, skenarionya seperti apa? Itu yang saya tugaskan kepada pak Menko Kemaritiman dan Investasi [Luhut B Pandjaitan], juga Menteri ESDM [Arifin Tasrif], plus Menteri BUMN [Erick Thohir],” terangnya.