Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menperin: Kawasan Industri Hijau di Indonesia Dapat Dukungan Investor Asing

Rencana pembangunan kawasan industri hijau atau green industrial park di Kalimantan Utara mendapat dukungan dari investor asing.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di sela-sela kunjungan ke Paviliun Indonesia dalam gelaran World Expo 2020 Dubai, Selasa (2/11/2021)./Istimewa
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di sela-sela kunjungan ke Paviliun Indonesia dalam gelaran World Expo 2020 Dubai, Selasa (2/11/2021)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Rencana pembangunan kawasan industri hijau atau green industrial park di Kalimantan Utara mendapat dukungan dari investor asing.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa dukungan itu disampaikan dalam beberapa pertemuan dengan calon investor selama kunjungan ke Jerman dan Dubai pekan lalu.

Agus juga telah mengantongi komitmen investasi senilai Rp28,68 triliun dari produsen gula terbesar Dubai Al Khaleej Sugar Co. atau AKS. Selain produksi gula, investasi tersebut juga akan mengalir ke pengembangan fabrikasi etanol yang dapat menjadi sumber bahan bakar alternatif.

Selain memproduksi gula, AKS juga tertarik dengan produk turunan lain dari tebu, yakni biomassa yang dapat dijadikan energi listrik dan etanol untuk pencampuran bahan bakar.

“Dalam beberapa pertemuan kami, ada semacam semangat dari para calon investor mengenai pentingnya mengembangkan energi yang ramah lingkungan. Kami sudah menyiapkan satu kawasan industri, sebut saja green industrial park di Kalimantan Utara,” kata Agus dalam konferensi pers, Senin (8/11/2021).

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyampaikan rencana pembangunan kawasan industri hijau akan dimulai pada tahun ini.

Pemerintah telah menyiapkan lahan seluas 20.000 hingga 30.000 hektare di Kalimantan Utara. Energi kawasan industri itu akan berasal dari sumber terbarukan, yakni air.

Agus melanjutkan, provinsi tersebut memiliki sejumlah sungai besar yang dapat dimanfaatkan tenaga arus airnya.

Dia juga mengatakan bahwa ancaman krisis energi yang saat ini melanda sejumlah negara di dunia harus dilihat sebagai peluang dan dorongan untuk menggalakkan pengembangan energi bersih.

Agus pun mendorong agar peralihan energi dari fosil ke sumber yang lebih hijau dapat terakselerasi dengan program biofuel B30 hingga B50.

“Indonesia masih jauh lebih baik, karena masih ada surplus dari energi yang diproduksi oleh PLN, tetapi isunya adalah bagaimana sesegera mungkin mentransformasi energi fosil menjadi lebih ramah lingkungan,” imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper