Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Mandiri Ungkap Pemulihan Kesehatan dan Ekonomi Seimbang

Mandiri Research Group, pada kajian terbarunya yang diterima Bisnis, menunjukkan bahwa pola keterkaitan antara puncak belanja masyarakat dan kenaikan kasus terlihat semakin pudar.
Konsumen memilih sayuran di salah satu super market di Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Konsumen memilih sayuran di salah satu super market di Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Mandiri menyatakan bahwa peningkatan belanja masyarakat selama pandemi, biasanya akan diikuti oleh kenaikan kasus Covid-19 setelahnya.

Namun, baru kali ini, kenaikan belanja masyarakat seimbang dengan penurunan kasus Covid-19, serta pemulihan belanja setelah PPKM Darurat lebih cepat dari pembatasan-pembatasan sebelumnya.

Indeks Belanja Masyarakat, yang dilihat melalui Mandiri Spending Index (MSI), sepanjang 2020-2021 menunjukkan keterkaitan yang erat antara tingginya belanja dan kenaikan jumlah kasus.

Contohnya, hanya dibutuhkan jeda waktu lima pekan antara puncak indeks MSI dan kenaikan kasus Covid-19 pada gelombang pertama. Lalu, pada gelombang kedua yang terjadi di pertengahan tahun ini, jeda antara keduanya adalah 12 pekan.

Mandiri Research Group pada kajian terbarunya yang diterima Bisnis, menunjukkan bahwa pola keterkaitan antara puncak belanja masyarakat dan kenaikan kasus terlihat semakin pudar.

Dalam beberapa pekan terakhir setelah penurunan kasus Covid-19, tren kasus masih terus menunjukkan penurunan. Namun, pada waktu yang sama pembatasan mobilitas direlaksasi, belanja masyarakat terlihat menunjukkan tren kenaikan.

"Hubungan positif antara MSI dan kasus Covid-19 tampaknya terputus, sehingga menunjukkan adanya keseimbangan antara pemulihan kesehatan dan ekonomi. Ini adalah pertama kalinya dalam hampir dua tahun penuh gejolak yang ditimbulkan oleh pandemi," tulis Mandiri Research Group dalam kajiannya, Rabu (3/11/2021).

Sebelumnya pada kuartal III/2021, belanja masyarakat bersifat lebih dinamis dari perkiraan para ekonom. Penyebaran varian Delta dan PPKM Darurat merupakan faktor di belakang dinamika tersebut. Mandiri mencatat belanja masyarakat pada periode tersebut menyentuh titik terendah sejak Januari 2021. MSI jatuh 27 persen di bawah level prapandemi selama empat pekan diterapkannya PPKM Darurat.

Adapun, setelah periode pembatasan, terlihat ada kecenderungan belanja masyarakat untuk pulih dalam fase yang cepat seiring dengan relaksasi pembatasan bertahap, yang dimulai pada Juli 2021.

"Pada pertengahan September 2021, MSI telah kembali ke zona positif dan saat ini sekitar 4 persen di atas level prapandemi," demikian dikutip dari kajian.

Memasuki kuartal III/2021, indeks belanja masyarakat di hampir seluruh wilayah di Indonesia mengalami koreksi kecuali di Maluku dan Papua. Hal tersebut dinilai berkat adanya Pekan Olahraga Nasional (PON), sehingga tren belanja terus meningkat, bahkan kembali ke level prapandemi untuk pertama kalinya dalam delapan bulan.

Namun sejak awal Agustus 2021, belanja masyarakat telah kembali pulih. Level belanja masyarakat tertinggi saat ini terjadi di Kalimantan (30 persen di atas level prapandemi). Lalu, diikuti oleh Sumatra (30 persen); Sulawesi (16 persen); Maluku dan Papua (14 persen), dan Jawa (1 persen).

"Bali dan Nusa Tenggara masih berada di bawah tekanan dengan lebel belanja masih 54 persen di bawah level normal. Efek jangka panjang dari pemulihan yang tidak merata di seluruh wilayah akan membawa prospek buruk bagi pemulihan ekonomi secara inklusif di Indonesia," jelas Mandiri Research Group.

Selama periode PPKM Darurat, belanja masyarakat untuk barang-barang seperti makanan-minuman, pakaian dan produk rumahan masih tinggi. Di sisi lain, belanja jasa, komunikasi, hotel dan hiburan mengalami tekanan seprti halnya saat PSBB I pada 2020.

Dengan adanya penutupan mal dan kebijakan WFH, belanja pakai jatuh secara signifikan. Pada waktu yang sama, porsi belanja medis dan kesehatan meningkat tinggi sejalan dengan keniakan kasus Covid-19 dalam periode waktu tersebut.

Terkait dengan jeda pemulihan, pemulihan kegiatan ekonomi masyarakat terutama belanja pulih lebih cepat setelah PPKM Darurat, dibandingkan dengan pembatasan sebelumnya. Berdasarkan kajian, waktu yang dibutuhkan untuk pulih ke level prapembatasan berkisar antara 7-15 pekan. Waktu yang dibutuhkan bagi belanja masyarakat untuk pulih ke level sebelum PPKM Darurat adalah sembilan pekan.

"Dengan cakup pembatasan yang lebih luas, sama dengan PSBB I dan III [PPKM Mikro], pemulihan setelah PPKM Darurat lebih cepat dari pembatasan-pembatasan lainnya," jelas Mandiri Research Group.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper