Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duh, Ekonomi RI 2021 Bakal Lebih Rendah dari Proyeksi Pemerintah

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 diramalkan lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi pemerintah. Apa penyebabnya?
Warga mengunjungi salah satu pusat belanja di Jakarta Barat, Sabtu (30/10/2021)./Antara
Warga mengunjungi salah satu pusat belanja di Jakarta Barat, Sabtu (30/10/2021)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia atau LPEM FEB UI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi RI sepanjang 2021 bakal lebih rendah dari proyeksi pemerintah. 

Pasalnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 diramalkan berada di kisaran 3,7 persen–3,9 persen. Angka itu lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi pemerintah, yakni di rentang 3,7 persen–4,5 persen.

Ekonom LPEM FEB UI Teuku Riefky menjelaskan proyeksi itu mengacu terhadap dinamika perekonomian kuartal III/2021 dan kuartal IV/2021.

"Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2021 akan melambat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya atau berada di kisaran 3,7 persen–3,9 persen," katanya dalam konferensi pers Indonesia Economic Outlook 2022, Selasa (2/11/2021).

Menurutnya, penyebaran varian delta Covid-19 menyebabkan kondisi ekonomi kuartal III/2021 relatif masih tertekan.

Riefky pun menilai bahwa mutasi virus masih menjadi risiko bagi pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2021, yang membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi pada tahun ini di bawah 4 persen.

"Kami cukup cofident bahwa pertumbuhannya [kuartal III/201] akan lebih rendah dari kuartal II/2021. Lalu, kuartal IV/2021 ini room for shock-nya masih banyak, kami memperhitungkan ada potensi lonjakan kasus Covid-19," ucapnya. 

Dia pun menyatakan bahwa perkiraan LPEM FEB UI memang lebih rendah dari proyeksi pertumbuhan ekonomi pemerintah, yakni dengan angka tertinggi 4,5 persen.

Ancaman gelombang ketiga penyebaran Covid-19 membuat LPEM menilai bahwa pertumbuhan ekonomi berpotensi tidak mencapai angka setinggi perkiraan pemerintah.

"Untuk kuartal IV/2021 kami masih memperhitungkan ada potensi lonjakan kasus [Covid-19], kami tidak menaruh angka pertumbuhan yang relatif cukup tinggi, sehingga menghasilkan angka keseluruhan tahun yang relatif lebih rendah ketimbang proyeksi pemerintah," ujarnya.

Meskipun begitu, Riefky meyakini bahwa tren pemulihan ekonomi terus terjadi dan akan berlanjut pada tahun depan. Tingginya laju vaksinasi dan adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) membuat aktivitas perekonomian dapat berjalan lebih berhati-hati.

LPEM FEB UI memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 dapat mencapai kondisi sebelum pandemi Covid-19.

"Ke depannya kami lihat momentum long term growth trajectory pada 2022, pertumbuhan ekonomi bisa 5,1 persen–5,4 persen," ujar Riefky.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper