Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Chatib Basri Usul Pemerintah Alihkan Dana Subsidi Energi ke Stimulus Hijau

Beberapa cara yang dapat ditempuh adalah dengan mengalihkan pendanaan APBN untuk subsidi energi, seperti untuk BBM dan listrik, dan dialihkan menjadi penyaluran stimulus langsung bagi masyarakat.
Polusi udara Jakarta./Reuters
Polusi udara Jakarta./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Senior Chatib Basri mengusulkan agar pemerintah mengalihkan pendanaan bagi subsidi energi ke stimulus fiskal hijau (green fiscal stimulus) secara langsung kepada masyarakat yang membutuhkan.

Hal ini, kata Chatib, bertujuan untuk mendorong transisi menuju ekonomi hijau dan meminimalisasi resistensi dari sektor tertentu sekaligus menjadikan transisi sebagai kebijakan yang populer secara politik.

"Dari segi voters [dukungan politik] ini jauh lebih banyak [yang mendukung]. Dibandingkan dengan kebijakan yang saya tahu akan ada banyak resistensi dari berbagai sektor," kata Chatib pada acara Low Carbon Development Week "A Green Economy for a Net-Zero Future: How Indonesia can Build Back Better after COVID-19 with the Low Carbon Development Initiative", Rabu (13/10/2021).

Beberapa cara yang dapat ditempuh adalah dengan mengalihkan pendanaan APBN untuk subsidi energi, seperti untuk BBM dan listrik, dan dialihkan menjadi penyaluran stimulus langsung bagi masyarakat. Terutama, untuk tiga kebutuhan utama saat ini seperti kesehatan, bantuan sosial, dan bantuan UMKM.

Chatib menyebut pengalihan uang dari subsidi ke stimulus langsung kepada masyarakat ini sebagai kebijakan triple win. Menurutnya, kebijakan ini tidak hanya menguntungkan masyarakat rentan yang membutuhkan, namun juga kepada lingkungan dan ekonomi makro.

"Ini dilakukan dengan tax [pajak] dinaikkan dan subsidi energi dikurangi. Tetapi uangnya diberikan kepada rakyat dalam bentuk bantuan sosial, akses kesehatan, vaksin gratis, fasilitas kesehatan yang lebih baik, dan support ke small-medium enterprise [UMKM]," tutur Chatib.

Adapun, Chatib menilai sejumlah upaya menuju transisi ekonomi hijau bakal disambut oleh resistensi dari sejumlah sektor. Misalnya, pengurangan subsidi bahan bakar fosil atau pengurangan insentif bagi sektor energi kotor.

Apalagi, mantan Menteri Keuangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini menilai isu lingkungan masih dianggap "barang mewah", dan belum populer bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.

Chatib awalnya menyarankan sejumlah langkah untuk mendorong transisi ekonomi hijau seperti pengurangan subsidi BBM dan listrik, penetapan pajak karbon, pengenaan cukai bagi plastik, pengurangan insentif dan pengenaan cukai bagi energi kotor.

"Semua yang saya sampaikan ini technocratically sound, tapi politically berisiko. Menikkan carbon tax, excise on plastic, excise on fossil fuel, mengurangi insentif untuk dirty sectors, kemudian menaikkan harga BBM. Itu resistensinya akan tinggi," pungkas Chatib.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper