Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Catat Rekor, Cadangan Devisa hingga Akhir 2021 Diproyeksi Tembus US$148 Miliar

Cadangan devisa akan melanjutkan tren kenaikan hingga akhir tahun, terutama jika investor asing kembali masuk ke Indonesia.
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Posisi cadangan devisa Indonesia terus mencatatkan rekor tertinggi sepanjang 2 bulan terakhir hingga September 2021.

Pada September 2021, cadangan devisa Indonesia meningkat menjadi sebesar US$146,9 miliar. Posisi ini meningkat dari periode Agustus 2021, di mana cadangan devisa saat itu mencapai US$144,8 miliar.

Bank Indonesia (BI) menyampaikan peningkatan cadangan devisa pada periode tersebut dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa serta penarikan utang luar negeri pemerintah.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan cadangan devisa yang meningkat tinggi pada September 2021 mengindikasikan bahwa neraca perdagangan Indonesia masih cukup solid.

Dia menyampaikan, aliran modal portofolio asing yang keluar dari pasar obligasi pada September 2021 mencapai US$1,3 miliar, sementara dari pasar saham mencapai US$300 juta.

“Dengan net aliran keluar dari sisi investasi portofolio, maka peningkatan cadangan devisa di September berasal dari investasi langsung atau neraca dagang,” katanya kepada Bisnis, Kamis (8/10/2021).

Josua memperkirakan cadangan devisa akan melanjutkan tren kenaikan hingga akhir tahun, terutama jika investor asing kembali masuk ke Indonesia.

Di samping itu, harga komoditas yang meningkat tinggi menurutnya akan menopang kinerja ekspor, sehingga berpotensi mendukung kenaikan cadangan devisa pada kuartal IV/2021.

“Diperkirakan cadangan devisa di akhir tahun mampu mencapai US$147-US$148 miliar,” kata Josua,

Adapun, BI menilai posisi cadangan devisa pada September 2021 setara dengan pembiayaan 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Posisi ini pun berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper