Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenhub Dorong Penggunaan Transportasi Umum Pakai BTS

Pemerintah menilai penggunaan transportasi umum harus lebih didorong agar menekan dampak negatif dari budaya memakai kendaraan pribadi.
Bus Kota melintas di atas Jembatan Ampera Palembang,Sumsel, Senin (13/3/2017). /Antara-Feny Selly
Bus Kota melintas di atas Jembatan Ampera Palembang,Sumsel, Senin (13/3/2017). /Antara-Feny Selly

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perhubungan hendak mendorong penggunaan transportasi umum dengan menghadirkan program bus bersubsidi atau buy the service (BTS) yang dinamakan Teman Bus. 

"Ini merupakan upaya pemerintah dalam memberikan pelayanan angkutan massal perkotaan yang lebih baik dengan Standar Pelayanan Minimal [SPM]," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi dalam sebuah webinar, Kamis (9/9/2021).

Dia menilai penggunaan kendaraan pribadi memberikan banyak dampak negatif. Mulai dari pemborosan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berakibat pada pengeluaran masyarakat serta nilai impor BBM yang dilakukan pemerintah, hingga dampak lingkungan.

Dari sisi lingkungan sektor transportasi merupakan penyumbang terbesar kedua emisi Gas Rumah Kaca. Selain itu 75 persen kecelakaan lalu lintas juga berasal dari kendaraan pribadi, khususnya kendaraan bermotor roda dua dan tiga.

Menurutnya, tingginya minat masyarakat untuk menggunakan kendaraan pribadi ini merupakan bagian dari kebiasaan yang sudah lama terbentuk, di mana masyarakat cenderung bepergian dengan sepeda motor atau mobil dibandingkan dengan angkutan umum.

Terkait dengan program BTS, Budi berharap Pemerintah Daerah (Pemda) turut berperan aktif mengubah kebiasaan dan pola pikir masyarakat dalam menggunakan alat transportasi, dari kendaraan pribadi ke transportasi publik guna menghadirkan sistem transportasi perkotaan yang lebih baik.

"Pemerintah daerah setempat diharapkan mendukung program ini dengan menerapkan berbagai strategi untuk mendorong masyarakat menggunakan bus-bus bersubsidi tersebut. Misalnya PNS hari tertentu tidak boleh menggunakan kendaraan pribadi, semuanya harus menggunakan angkutan umum. Kalau sudah merasakan sekali dua kali akhirnya akan terbentuk suatu kebiasaan," tambahnya.

Budi menyebut layanan bus bersubsidi ini sudah terselenggara di lima kota sejak tahun lalu, yakni Solo, Palembang, Yogyakarta, Medan, dan Denpasar. Kemudian pada tahun ini direncanakan ada lima kota lagi yang bakal menyusul yaitu Bandung, Surabaya, Makassar, Banyumas, dan Banjarmasin.

Baru-baru ini dia mengungkapkan bahwa layanan ini akan segera hadir di Makassar, Sulawesi Selatan dan terlaksana mulai September atau Oktober 2021. Hari ini, layanan tersebut juga diluncurkan di wilayah Banjarmasin Raya atau Banjarbakula (Banjarmasin, Banjar, Banjarbaru, Barito Kuala dan Tanah Laut).

Lebih lanjut Kemenhub mencatat terdapat sekitar 23.000-30.000 penumpang harian yang memanfaatkan layanan bus bersubsidi BTS selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Jawa-Bali.

Budi mengatakan sebagian besar masyarakat yang menggunakan layanan ini adalah mereka yang rentan secara ekonomi maupun sosial. Sebab, selain belum berbayar, layanan ini juga memberikan jaminan kenyamanan dan keamanan bagi pelanggan.

"Terdapat 23.000-30.000 penumpang harian selama Juli-Agustus 2021. Hal tersebut adalah bukti bahwa kehadiran angkutan umum yang handal merupakan sebuah keharusan," ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmi Yati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper