Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Varian Delta Menyebar, The Fed Diperkirakan Tak Akan Tunda Rencana Tapering

Mantan Wakil Gubernur Alan Blinder mengatakan kemungkinan tersebut didorog oleh dampak dari penyebaran varian delta yang tidak besar terhadap perekonomian AS.
Gedung bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat, Selasa (17/3/2020). Bloomberg/Andrew Harrer
Gedung bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat, Selasa (17/3/2020). Bloomberg/Andrew Harrer

Bisnis.com, JAKARTA – Mantan Wakil Gubernur Federal Reserve memperkirakan bank sentral AS masih bakal menaikkan suku bunga tahun depan meskipun di tengah meningkatnya penyebaran virus corona varian delta.

Mantan Wakil Gubernur Alan Blinder mengatakan kemungkinan tersebut didorog oleh dampak dari penyebaran varian delta yang tidak besar terhadap perekonomian AS.

“Jika ekonomi terus pulih, The Fed kemungkinan akan mengumumkan dimulainya kebijakan tapering dalam dua hingga tiga bulan ke depan,” ungkap Blinder, dilansir Bloomberg, Minggu (15/8/2021).

Ia melanjutkan, kemudian the Fed secara bertahap akan mengurangi besaran pembelian obligasi menjadi nol dalam delapan bulan setelahnya.

The Fed terus melangkah lebih dekat menuju akhir dari pelonggaran kuantitatif karena ekonomi AS terus menunjukkan pemulihan. Pelaku pasar kini bersemangat menantikan simposium The Fed di Jackson Hole, Wyoming, akhir bulan ini.

“The Fed kemungkinan akan mulai mengurangi pelonggaran kuantitatif termasuk pembelian obligasi tahun ini, yang berakhir pada paruh kedua tahun 2022,” kata Blinder.

Dia menambahkan, bank sentral AS bersikap optimisis dalam memprediksi bahwa tingkat inflasi AS akan berada di sekitar 2 persen tahun depan. Selain itu, tidak mungkin akan ada tindakan pengetatan besar segera selama the Fed berpikir kenaikan harga bersifat sementara.

Blinder juga mengatakan rencana investasi Presiden Joe Biden senilai US$4,5 dalam proyek infrastruktur dan program sosial selama 10 tahun tidak besar dan tidak akan menyebabkan ekonomi yang terlalu panas dan inflasi naik terlalu cepat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper