Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pejabat The Fed Ungkap Waktu Pemangkasan Suku Bunga Semakin Dekat, Ini Sebabnya

Presiden Fed San Francisco Mary Daly menyatakan pemangkasan suku bunga semakin dekat karena pasar tenaga kerja AS melemah dan inflasi stabil.
Suasana gedung Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat. Reuters/Jonathan Ernst
Suasana gedung Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat. Reuters/Jonathan Ernst

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Federal Reserve San Francisco Mary Daly mengatakan waktu untuk memangkas suku bunga acuan semakin dekat, seiring dengan melunaknya pasar tenaga kerja AS dan tidak adanya bukti tekanan inflasi akibat tarif impor.

“Saya sempat siap menunggu satu siklus lagi, tetapi saya tidak bisa menunggu selamanya,” ujar Daly dikutip dari Reuters pada Selasa (5/8/2025), merujuk pada keputusan The Fed pekan lalu yang mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25%–4,50%, meskipun ada dorongan dari beberapa koleganya—dan tekanan publik dari Presiden AS Donald Trump—agar dilakukan pemangkasan.

Meski belum memastikan pemangkasan pada pertemuan September, Daly menyebut setiap pertemuan ke depan akan menjadi momen penting untuk mempertimbangkan penyesuaian kebijakan.

Dua kali pemangkasan suku bunga masing-masing 25 basis poin yang direncanakan pada proyeksi Juni masih dianggapnya tepat. Namun, waktu pelaksanaannya, apakah pada September atau Desember, dinilai tidak terlalu krusial. 

“Yang terpenting adalah itu benar-benar terjadi,” ujarnya.

Daly menambahkan The Fed masih akan mencermati data ekonomi yang akan dirilis, termasuk laporan pasar tenaga kerja dan inflasi, sebelum mengambil keputusan pada pertemuan September mendatang.

Dia menuturkan, The Fed dapat melakukan pemangkasan kurang dari dua kali jika inflasi kembali meningkat atau pasar tenaga kerja pulih. Namun, menurutnya The Fed justru perlu lebih dari dua kali pemangkasan jika pasar tenaga kerja terus melemah dan belum ada efek lanjutan pada inflasi.

Laporan Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat lalu menunjukkan bahwa hanya 73.000 lapangan kerja yang tercipta pada Juli, sementara revisi besar-besaran untuk Mei dan Juni menurunkan data sebelumnya menjadi hanya 33.000.

Namun, Daly menilai angka tersebut belum mencerminkan pasar tenaga kerja yang rapuh. Menurutnya, di tengah ketidakpastian ekonomi, indikator seperti tingkat pengangguran—yang hanya naik tipis 0,1% menjadi 4,2% pada Juli—lebih informatif daripada angka penciptaan pekerjaan bulanan.

Meski begitu, Daly melihat bahwa berbagai indikator menunjukkan pelemahan pasar tenaga kerja dibandingkan tahun lalu. 

“Jika pelemahan ini berlanjut, itu akan menjadi sinyal yang tidak diharapkan. Saya nyaman dengan keputusan bulan Juli, tetapi semakin tidak nyaman jika terus mengulang keputusan yang sama," ujarnya.

Dia juga menegaskan belum ada bukti bahwa kenaikan harga akibat tarif telah menyebar ke inflasi secara luas. Menunggu terlalu lama demi kepastian, lanjut Daly, berisiko membuat The Fed terlambat bertindak.

“Kita sedang berada di titik pertukaran kebijakan—antara menekan inflasi dan menjaga keberlanjutan pekerjaan. Itulah sebabnya saya tidak menganggap perubahan kebijakan pada Juli sebagai hal yang mendesak, tetapi kini saya menilai kebijakan saat ini sudah tidak sepenuhnya selaras," kata Daly.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro