Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kursi Kosong di The Fed, Trump Berpeluang Percepat Penunjukan Ketua Baru

Trump berpeluang mempercepat penunjukan Ketua The Fed baru setelah pengunduran diri Adriana Kugler, membuka jalan bagi kebijakan moneter yang sejalan dengan keinginannya.
Suasana bagian luar Gedung Dewan Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., Amerika Serikat. Reuters/Sarah Silbiger
Suasana bagian luar Gedung Dewan Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., Amerika Serikat. Reuters/Sarah Silbiger

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden AS Donald Trump berpeluang menunjuk pejabat baru di The Fed lebih cepat dari jadwal, usai Gubernur Adriana Kugler mengundurkan diri. Langkah ini juga mempercepat penunjukan ketua The Fed berikutnya menggantikan Jerome Powell.

Melansir Bloomberg pada Senin (4/8/2025), pengunduran diri Kugler terjadi di tengah tekanan publik yang belum pernah terjadi sebelumnya dari Gedung Putih terhadap bank sentral, menyangkut arah kebijakan moneter. 

Trump secara rutin menyerang Ketua The Fed Jerome Powell di media sosial, dan pada Kamis (31/7/2025) pekan lalu menyebut Powell terlalu pemarah, bodoh, dan politis karena kembali menolak menurunkan suku bunga.

Mundurnya Kugler memberi kesempatan langsung bagi Trump untuk menunjuk pejabat yang sejalan dengan keinginannya agar suku bunga diturunkan, tanpa harus menunggu masa jabatan Kugler berakhir pada Januari 2026.

Namun, satu suara tambahan di Dewan Gubernur tidak serta-merta menjamin perubahan kebijakan. Dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pekan ini, panel yang menetapkan suku bunga itu memutuskan dengan suara 9–2 untuk mempertahankan tingkat bunga. 

Dua suara yang berbeda berasal dari pejabat yang juga ditunjuk Trump pada masa jabatan pertamanya—dissent pertama sejak 1993.

“Sekarang bola ada di tangan Trump.Selama ini Trump menekan The Fed untuk menurunkan suku bunga dan ingin orang-orang pilihannya sendiri di sana. Sekarang dia punya peluang itu," kata Derek Tang, ekonom di LH Meyer/Monetary Policy Analytics.

Skenario Penggantian Ketua The Fed

Adapun, pengunduran diri Kugler dapat mempercepat keputusan Trump dalam memilih Ketua The Fed berikutnya. Sebab, jika Trump ingin menunjuk orang luar seperti Direktur National Economic Council Kevin Hassett atau mantan Gubernur The Fed Kevin Warsh, peluang ini bisa jadi satu-satunya dalam waktu dekat.

Masa jabatan Powell sebagai Ketua The Fed akan berakhir pada Mei 2026, namun jabatannya sebagai anggota dewan berlaku hingga 2028. Jika Powell memutuskan tidak mundur sepenuhnya dari dewan, Trump tidak akan mendapat kursi kosong lagi di jajaran gubernur hingga tiga tahun ke depan.

Dalam skenario ini, Trump kemungkinan harus menunjuk pengganti Kugler dengan orang yang juga akan dia angkat sebagai ketua baru pada Mei nanti. Jika ingin mempercepat penempatan loyalis, dia harus segera menentukan siapa yang akan memimpin bank sentral ke depan.

“Ini adalah satu-satunya posisi kosong yang dimiliki Trump saat ini. Kalau dia ingin ketua baru berasal dari luar Dewan Gubernur saat ini, maka identitas orang itu akan segera terungkap," kata Tobin Marcus, Kepala Riset Kebijakan AS di Wolfe Research.

Namun, tidak semua pihak percaya Trump akan langsung bertindak cepat.

Adam Posen, Presiden Peterson Institute for International Economics menilai, tidak ada alasan untuk menunda jika Trump sudah menentukan siapa yang ingin dia jadikan ketua The Fed.

"Tapi ini bukan situasi yang memaksa. Dewan pernah berjalan dengan kurang dari tujuh anggota, dan pemerintahan ini tidak terlalu peduli soal kekosongan jabatan penting," jelasnya.

Hingga saat ini belum ada indikasi Trump sudah memutuskan. Selain Hassett dan Warsh, nama Menteri Keuangan Scott Bessent dan Gubernur The Fed saat ini Christopher Waller juga disebut sebagai kandidat potensial.

Meski begitu, proses pencalonan tetap harus melalui konfirmasi Senat yang bisa memakan waktu berbulan-bulan.

“Meski Senat dikuasai Partai Republik, tetap butuh waktu untuk memproses calon,” kata David Wessel, Direktur Hutchins Center for Fiscal and Monetary Policy di Brookings Institution.

Pun bila Trump berhasil menempatkan ketua baru, keputusan suku bunga tetap berada di tangan mayoritas FOMC. Meski secara tradisi para anggota memberi ruang kepada ketua untuk membangun konsensus, hal itu sulit tercapai bila ketua The Fed tidak mampu menyampaikan argumen ekonomi yang meyakinkan.

Saat meninggalkan Gedung Putih pada Jumat sore pekan lalu, Trump mengaku sangat senang dengan adanya kekosongan kursi di The Fed. 

Dia juga mengatakan bahwa Kugler mundur karena berbeda pandangan dengan Powell soal suku bunga.

Namun, klaim itu bertentangan dengan pandangan kebijakan Kugler yang disampaikan secara terbuka. Dalam pidato terakhirnya pada 17 Juli, Kugler menyatakan dengan inflasi barang yang kembali naik dan pasar tenaga kerja stabil, The Fed sebaiknya mempertahankan suku bunga untuk sementara waktu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro