Bisnis.com, JAKARTA – Kondisi indikator kemiskinan di Indonesia memburuk selama pandemi Covid-19, dan diprediksi memburuk pada September 2021.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Akhmad Akbar Susamto memperkirakan tingkat kemiskinan pada September 2021 akan naik ke kisaran 10,25 persen sampai 10,45 persen.
“Posisi ini lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kemiskinan pada September 2020, dan Maret 2021,” jelas Akhmad pada CORE Midyear Review 2021 secara virtual, Selasa (27/7/2021).
Adapun, posisi tingkat kemiskinan di Indonesia pada periode sebelumnya dilihat dari persentase penduduk miskin.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolahnya, Akhmad memaparkan persentase penduduk miskin mengalami peningkatan pada Maret 2020 hingga September 2020.
Di antara periode tersebut, persentase penduduk miskin naik dari 9,78 persen pada Maret 2020, ke 10,19 persen pada September 2020.
Baca Juga
Sementara itu, persentase penduduk miskin sempat sedikit melandai pada periode selanjutnya, yaitu dari 10,19 persen pada September 2020, menjadi 10,14 persen di Maret 2021.
“Pada bulan Maret 2021 turun sedikit, tapi secara umum saya kira masih lebih tinggi dari sebelum pandemi Covid-19. Begitu juga dilihat dari Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan juga kurang lebih arahnya sama,” jelas Akhmad.
Di sisi lain, pemerintah telah menyalurkan sejumlah bantuan untuk menanggulangi kenaikan tingkat kemiskinan di Indonesia. Contohnya, stimulus listrik rumah tangga, Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa, Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan sosial tunai (BST), kartu sembako, serta bantuan beras.
Akhmad menilai arah kebijakan dari bantuan ini sudah benar, namun skemanya perlu disederhanakan. Terlebih, tidak semua bantuan memiliki efektivitas yang sama.
“Tetapi, meskipun demikian, belum cukup untuk mengatasi keadaan yang ada,” pungkasnya.