Bisnis.com, JAKARTA - Pemberlakuan Pembatasan kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang dilaksanakan hingga 20 Juli 2021 dinilai akan berdampak signifikan pada industri jalan tol.
Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) mencatat lalu lintas harian rata-rata (LHR) jalan tol nasional telah anjlok sekitar 30-40 persen selama 5 hari PPKM dibandingkan sebelum PPKM. Adapun, sebagian LHR ruas tol bahkan terkontraksi lebih dalam.
"Beberapa [LHR] ruas tol minus sampai 60 persen karena ada beberapa lokasi [ruas tol] diberlakukan penyekatan, [bahkan] ditutup akses jalannya" kata Pengurus Bidang Operasional ATI Fitri Wiyanti dalam Konferensi Pers Rapat Tahunan ATI 2021, Jumat (9/7/2021).
Sekretaris Jenderal ATI Krist Ade Sudiyono mengatakan penyusutan LHR tersebut bukan hanya dikarenakan PPKM, tapi telah berlangsung selama pandemi Covid-19. Walakin, Krist berujar LHR jalan tol di dalam negeri telah berangsur membaik pada awal tahun saat tambahan kasus per hari masih terkontrol.
Adapun, Krist mencatat realisasi LHR jalan tol sepanjang 2020 hanya mencapai 20-30 persen dari realisasi LHR 2019. Dengan kata lain, pandemi Covid-19 telah memukul LHR tol nasional hingga 70 persen secara tahunan.
"Walaupun, saya tegaskan, belum kembali ke posisi before Covid-19, tren [LHR pada awal 2021] menunjukan posisi yang membaik," ucapnya.
Baca Juga
Akan tetapi, Krist menyampaikan badan usaha jalan tol (BUJT) di dalam negeri tetap mendukung adanya pengendalian dan pembatasan lalu lintas di jalan tol. Hal tersebut, lanjutnya, merupakan bentuk dukungan BUJT dalam mendukung PPKM Mikro dan PPKM Darurat.
"Konsekuensinya lalu lintas turun, biaya operasi naik karena mendukung proses penyekatan, dan sebagainya. Tapi, kami tetap jadi bagian anak bangsa," ujarnya.
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan RI, trafik kendaraan di 4 gerbang tol utama yaitu Cikampek Utama, Kalihurip Utama, Cikupa, dan Ciawi menuju Jabodetabek tercatat mengalami penurunan 28 persen atau sekitar 87.000 kendaraan per hari, dibandingkan dengan masa sebelum PPKM Darurat yang mencapai 120.000 kendaraan per hari.
Sementara itu, trafik kendaraan yang keluar dari Jabodetabek di gerbang tol utama tersebut mengalami penurunan 16 persen atau sekitar 99.000 kendaraan per hari, dibandingkan dengan masa sebelum PPKM Darurat yang mencapai 117.000 kendaraan per hari.