Bisnis.com, JAKARTA - PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) membidik pasar ekspor untuk produksi baterai kendaraan listriknya melalui dua mitra globalnya.
Direktur Utama IBC Toto Nugroho mengatakan bahwa holding baterai menargetkan kapasitas produksi baterai yang akan dikembangkan dapat mencapai 140 gigawatt hour (GWh). Produksi baterai tersebut akan dimanfaatkan untuk kebutuhan dalam negeri dan sebagian akan diekspor.
Untuk membidik pasar ekspor, dia menuturkan bahwa Indonesia telah memiliki posisi yang strategis dengan adanya kerja sama dengan Konsorsium LG dari Korea Selatan dan konsorsium Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL) dari China. Keduanya merupakan pemain global baterai kendaraan listrik.
"Target ekspor LG dan CATL itu beda. Kalau LG lebih bermain ke arah Eropa, kalau CATL ke arah China. Ini strategis bagi Indonesia, dua-duanya masuk," kata Toto dalam webinar, Kamis (24/6/2021).
Adapun, IBC dan kedua mitra tersebut nantinya akan membentuk joint venture (JV) di setiap rantai nilai industri baterai kendaraan listrik dari hulu ke hilir, mulai dari tambang, baterai cell, hingga recycling. Kerja sama dengan keduanya, kata Toto, akan dilakukan secara pararel.
"Dua proyek dilakukan secara pararel, dua-duanya end-to-end. Tim kami sekarang dibagi dua kerja samanya. Satu berhubungan dengan CATL, negosiasi dengan mereka, dan satunya dengan LG," paparnya.
Dia menambahkan bahwa saat ini, IBC dan kedua mitranya tersebut sedang melakukan joint study untuk memastikan kelayakan tiap-tiap JV yang akan dibentuk.