Bisnis.com, JAKARTA - Pejabat Federal Reserve mempercepat langkah pengetatan kebijakan di tengah optimisme pasar tenaga kerja dan meningkatnya kekhawatiran terhadap inflasi.
Gubernur Fed Jerome Powell mengatakan bahwa pihaknya akan memulai diskusi tentang pengurangan pembelian obligasi yang digunakan untuk mendukung pasar keuangan dan ekonomi selama pandemi.
Fed juga merilis perkiraan yang menunjukkan akan ada dua kenaikan suku bunga hingga akhir 2023. Perkiraan kenaikan inflasi untuk tiga tahun ke depan juga dinaikkan.
"Ekonomi jelas telah membuat kemajuan," kata Powell setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), dilansir Bloomberg, Kamis (17/6/2021).
Pada pertemuan itu, bank sentral mempertahankan kisaran target untuk suku bunga acuannya pada nol hingga 0,25 persen, dan tak menggeser laju pembelian obligasi senilai US$120 miliar per bulan. Fed juga memperkirakan dolar naik, saham turun dan imbal hasil pada obligasi pemerintah bertenor 10 tahun melonjak.
"Kami melihat Fed yang tampaknya terkejut secara positif dengan kecepatan vaksinasi dan penarikan langkah-langkah jarak sosial yang sedang berlangsung," kata Thomas Costerg, ekonom senior AS di Pictet Wealth Management, mengacu pada proyeksi suku bunga.
Baca Juga
Proyeksi triwulanan menunjukkan 13 dari 18 pejabat menyetujui setidaknya satu kenaikan suku bunga pada akhir 2023. Sebelas pejabat Fed melihat setidaknya dua kenaikan pada akhir tahun itu. Selain itu, tujuh dari mereka melihat pergerakan pada awal 2022.
Namun Powell memperingatkan bahwa diskusi tentang menaikkan suku bunga akan sangat prematur.
Sementara itu mengenai inflasi, para pejabat melihat ukuran tekanan harga yang mereka setujui naik 3,4 persen pada 2021 dibandingkan dengan proyeksi Maret sebesar 2,4 persen. Perkiraan 2022 naik menjadi 2,1 persen dari 2 persen, dan perkiraan 2023 dinaikkan menjadi 2,2 persen dari 2,1 persen.
Tekanan harga konsumen telah terbukti lebih panas dari yang diperkirakan selama dua bulan terakhir. Angka Departemen Tenaga Kerja menunjukkan kenaikan harga 0,8 persen pada April dan kenaikan 0,6 persen pada Mei, menandai dua kenaikan bulanan terbesar sejak 2009.
"Seiring pembukaan kembali berlanjut, pergeseran permintaan bisa besar dan cepat, dan kemacetan, kesulitan perekrutan, dan kendala lainnya dapat terus membatasi seberapa cepat pasokan dapat menyesuaikan, meningkatkan kemungkinan bahwa inflasi dapat berubah menjadi lebih tinggi dan lebih persisten daripada yang kita harapkan,” kata Powell.
Di sisi lain, laporan Departemen Tenaga Kerja tentang pekerjaan yang diterbitkan sejak pertemuan terakhir FOMC pada April, telah mengecewakan ekspektasi pada ekonom.
Tingkat pengangguran AS masih meningkat pada 5,8 persen pada Mei, dengan total pekerjaan masih jutaan pekerjaan di bawah tingkat prapandemi.
Meski begitu, proyeksi median FOMC untuk pengangguran pada kuartal keempat 2021 tidak berubah di 4,5 persen, dan estimasi median untuk kuartal yang sama setahun kemudian diturunkan menjadi 3,8 persen dari 3,9 persen. Adapun perkiraan untuk 2023 yakni 3,5 persen.
"Saya yakin bahwa kita berada di jalur menuju pasar tenaga kerja yang sangat kuat. Kami belajar selama ekspansi yang sangat panjang terakhir, yang terpanjang dalam sejarah kami, bahwa pasokan tenaga kerja selama ekspansi yang panjang dapat melebihi ekspektasi,” kata Powell.
Pemulihan ekonomi AS mengumpulkan kekuatan karena pembatasan bisnis dicabut dan aktivitas sosial meningkat di seluruh negeri. Permintaan yang kuat dari konsumen dan bisnis sama-sama telah melampaui kapasitas, yang menyebabkan kemacetan dalam rantai pasokan, waktu tunggu yang lebih lama, dan harga yang lebih tinggi.
Pejabat Fed mengatakan kecocokan dan permulaan seperti itu diharapkan mengingat sifat pandemi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan menyatakan optimisme tentang prospek paruh kedua tahun ini karena semakin banyak orang Amerika yang divaksinasi.
FOMC menaikkan proyeksinya untuk pertumbuhan ekonomi. Produk domestik bruto diperkirakan meningkat 7 persen tahun ini, naik dari proyeksi sebelumnya sebesar 6,5 persen. Pejabat Fed juga mempertahankan perkiraan ekspansi 2022 di 3,3 persen dan menaikkan perkiraan 2023 menjadi 2,4 persen dari 2,2 persen Maret.