Bisnis.com, JAKARTA — World Bank atau Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan tumbuh 5 persen, di bawah target yang ditetapkan pemerintah yakni di kisaran 5,2 persen — 5,8 persen.
Dalam Global Economic Prospects Juni 2021, World Bank menuliskan angka tersebut ditetapkan dengan mempertimbangkan penyebaran wabah Covid-19 yang masih massif sehingga memaksa pemerintah untuk mengetatkan mobilitas masyarakat.
“Tingkat infeksi Covid-19 tetap tinggi di Indonesia. Langkah-langkah jarak sosial untuk membendung pandemi telah diterapkan kembali di seluruh wilayah mencerminkan infeksi yang berkepanjangan dan lambatnya,” tulis World Bank dalam laporan yang dikutip Bisnis, Rabu (16/6).
World Bank mencatat, pertumbuhan ekonomi pada tahun ini diperkirakan parkir di angka 4,4 persen dan menguat ke level 5 persen pada tahun depan. Namun demikian, pemerintah memiliki pekerjaan rumah untuk mampu merealisasikan target itu.
Di antaranya adalah memulihkan sektor-sektor usaha yang terdampak oleh pandemi Covid-19 sejak tahun lalu, yakni perdagangan, transportasi, dan jasa.
Sementara itu, pemerintah optimistis target pertumbuhan yang ditetapkan di kisaran 5,2 persen — 5,8 persen pada 2022 bisa terealisasi.
Baca Juga
Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti memaparkan komponen sasaran prioritas nasional I dalam Rancangan Kerja Pemerintah Tahun 2022 yaitu memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan.
Sejumlah komponen sasaran per sektor tersebut berbasis pada target pertumbuhan ekonomi yang telah disepakati.
“Pertumbuhan ekonomi [2022] kami break down ke beberapa sektor seperti ke pertanian, perikanan, industri pengolahan, eskpor, dan pariwisata,” kata Amalia dalam rapat bersama Badan Anggaran DPR RI, Rabu (16/6).
Secara terperinci, pada 2022 target Produk Domestik Bruto (PDB) pertanian disasar di 3,6 persen — 4,0 persen, PDB perikanan sebesar 8,31%, serta PDB industri pengolahan di kisaran 5,3 persen — 5,9 persen.
Kemudian, pertumbuhan investasi disasar sebesar 5,4 persen — 6 persen, pertumbuhan ekspor industri pengolahan sebesar 8,4 persen, dan pertumbuhan ekspor riil barang dan jasa disasar di kisaran 4,3 persen — 6,8 persen.