Bisnis.com, JAKARTA - Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mengingatkan pemerintah agar mempersiapkan uji coba proyek LRT Jabodebek dengan matang dan segera membangun akses di setiap stasiun usai tinjauan yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo pada Rabu (9/6/2021).
Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Djoko Setijowarno mengingatkan agar LRT Jabodebek jangan sampai mengulangi kesalahan seperti operasi LRT di Palembang yang minim masa uji cobanya. Selain itu, dia juga memberikan masukan kepada pemerintah agar tidak mengabaikan akses ke setiap stasiun yang belum selesai dibangun.
"Harus segera membangun akses jaringan jalan menuju ke setiap stasiun yang berada di luar kota Jakarta. Berikutnya menyediakan angkutan penghubung antara kawasan pemukiman ke stasiun terdekat," ujarnya, Rabu (9/6/2021).
Langkah tersebut semestinya dapat kembali diperkuat karena pada 2020, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI sudah melakukan kajian tersebut. Pentingnya jaringan transportasi umum dan integrasi moda di sepanjang koridor LRT Jabodebek juga terpaparkan dalam kajian tersebut
Berdasarkan kajian yang ada, paparnya, potensi alih moda kendaraan pribadi ke LRT Jabodebek adalah sebanyak 81 persen pengguna kendaraan pribadi ingin mencoba beralih menggunakan LRT. Alasannya waktu tempuh yang lebih singkat dan biaya perjalanan yang jauh lebih murah dibandingkan tol.
Potensi alih moda kendaraan umum ke LRT Jabodebek sebanyak 74 persen pengguna angkutan umum ingin mencoba beralih menggunakan LRT. Hal itu karena waktu tempuh yang lebih singkat dan tempat kegiatan mereka dekat dengan stasiun LRT.
Baca Juga
Variabel aksesibilitas yang menjadi prioritas pengguna LRT Jabodebek adalah kemudahan angkutan umum ke/dari stasiun LRT, dekat pusat komersial/perkantoran, tersedia fasilitas parkir, dekat permukiman, dekat jalan utama, akses jalan masuk stasiun lebar, feeder dari stasiun LRT yang diharapkan oleh pengguna LRT Jabodebek, bus, angkot, angkutan daring, dan Bus Transjakarta.
Bagi warga Bogor dapat menggunakan LRT Jabodetebek setelah disediakan transportasi umum yang menghubungkan Terminal Baranangsiang ke Stasiun Harjamukti. Sayangnya, tahun ini beelum dapat dilakukan, terganjal dengan penolakan Pemkab. Bogor terhadap Program Buy The Servive atau BTS yang diselenggarakan oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ).
Kepala Negara meninjau perkembangan proyek LRT Jabodebek dengan menjajal jalur lintas pelayanan 1 LRT yang membentang dari Stasiun TMII (Jakarta Timur) hingga Stasiun Harjamukti (Cibubur). Proyek tersebut diharapkan bisa beroperasi pada 2022.
"Pagi hari ini saya berkunjung untuk melihat perkembangan pembangunan LRT Jabodebek. Sudah selesai kurang lebih 84,7 persen dan kita harapkan nanti di bulan April 2022 sudah mulai diuji coba dan akan kita mulai untuk operasional itu bulan Juni 2022," ujar Presiden.
Pembangunan LRT Jabodebek dilakukan dalam dua fase. Saat ini pemerintah tengah merampungkan fase pertama sepanjang 44,43 kilometer. Fase pertama ini akan melayani total 18 titik pemberhentian serta terdiri atas tiga lintas pelayanan, yakni Cawang-Cibubur, Cawang-Dukuh Atas, dan Cawang-Bekasi Timur.
LRT juga akan beroperasi di dua rute perjalanan, yakni Cibubur Line dari Stasiun Harjamukti ke Dukuh Atas dan Bekasi Line dari Stasiun Jatimulya ke Dukuh Atas.
Sejumlah stasiun LRT Jabodebek nantinya akan terintegrasi dengan moda angkutan transportasi umum lainnya seperti TransJakarta, KRL Commuter Line, MRT, hingga yang terbaru kereta cepat Jakarta-Bandung.