Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom memperkirakan tingkat inflasi pada Mei 2021 lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,13 persen.
Berdasarkan konsensus Bloomberg, rata-rata inflasi secara year-on-year (yoy) pada Mei 2021 adalah sebesar 1,64 persen dengan estimasi atas 1,80 persen dan estimasi bawah sebesar 1,46 persen.
Sementara secara bulanan (month-to-month/mtm), rata-rata inflasi adalah sebesar 0,27 persen dengan estimasi atas 0,39 persen dan estimasi bawah deflasi 0,10 persen.
Kepala Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardhana memperkirakan inflasi akan meningkat sebesar 0,27 persen secara bulanan (mtm) atau 1,63 persen secara tahunan (yoy). Inflasi inti pun diperkirakan akan meningkat sebesar 0,28 persen secara bulanan pada Mei 2021 atau 1,4 persen secara tahunan.
“Hal ini masih sejalan dengan perkiraan kami, di mana inflasi akan meningkat secara bertahap,” katanya kepada Bisnis, Selasa (1/6/2021).
Berdasarkan survei pemantauan harga BI pada minggu keempat Mei 2021, sebagian besar harga pangan diperkirakan meningkat pada kisaran 0,03 hingga 0,1 persen mtm, yaitu daging sapi, jeruk, dan minyak goreng.
Baca Juga
Di sisi lain, beberapa komoditas juga mengalami penurunan harga sebesar 0,01 hingga 0,04 persen, seperti cabai rawit, cabai merah, dan telur.
Di sisi lain, pada komponen inti, harga emas terus mengalami kenaikan pada Mei 2021 dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Tarif angkutan antarkota juga akan meningkat lebih tinggi sebesar 0,11 persen meski terdapat pembatasan mudik.
“Hal itu mengindikasikan permintaan jasa transportasi tetap tinggi. Mobilitas juga membaik, menandakan pemulihan aktivitas belanja terus berlanjut,’ tuturnya.