Bisnis.com, JAKARTA - Inflasi inti pada periode Mei 2021 diperkirakan mengalami peningkatan karena adanya peningkatan permintaan selama periode Ramadan tahun ini.
VP Economist PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede memperkirakan inflasi inti pada Mei 2021 akan mencapai 1,28 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 1,18 persen.
“Inflasi inti diperkirakan meningkat didorong oleh kenaikan permintaan di saat menjelang lebaran, terutama saat turunnya THR (tunjangan hari raya) bagi para pekerja," katanya kepada Bisnis, Selasa (1/6/2021).
Di samping inflasi inti, Josua memperkirakan dorongan permintaan juga terjadi pada inflasi barang bergejolak atau volatile food, terutama pada komoditas pangan daging ayam dan daging sapi. Kedua komoditas pangan ini meningkat menjelang perayaan Lebaran pada pertengahan Mei 2021.
Selain itu, harga barang yang diatur pemerintah atau administeres price akan mengalami kenaikan pula akibat kenaikan tarif transportasi, yang terjadi sebelum masa penyekatan, maupun setelah masa larangan, yang berlangsung selama 2 minggu.
Secara keseluruhan, inflasi pada Mei 2021 diperkirakan akan mencapai 0,31 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) atau 1,67 persen yoy.
“Peningkatan ini berkaitan dengan perkiraan peningkatan inflasi di semua komponen, mulai dari inflasi inti, inflasi dari sisi barang bergejolak, hingga barang yang diatur pemerintah,” jelas Josua.