Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom memperkirakan laju inflasi pada Mei 2021 akan mengalami peningkatan dibandingkan dengan bulan sebelumnya, sejalan dengan adanya momentum Ramadan dan Idulfitri.
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira memperkirakan inflasi pada Mei 2021 pada kisaran 0,26 hingga 0,29 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).
“Faktornya disebabkan kenaikan permintaan sepanjang momen Idulfitri, menyebabkan beberapa bahan pangan mengalami kenaikan harga,” katanya kepada Bisnis, Selasa (1/6/2021).
Meski mengalami peningkatan pada periode tersebut, Bhima mengatakan posisi pada Mei 2021 masih lebih rendah jika dibandingkan dengan peningkatan pada momentum Idulfitri sebelum pandemi Covid-19. Menurutnya, hal ini menandakan pengeluaran rumah tangga masih dalam itahap pemulihan.
Di samping itu, ada beberapa faktor yang juga menyebabkan tingkat inflasi pada momentum Ramadan tahun ini lebih rendah, salah satunya adanya pelarangan mudik sehingga menyebabkan inflasi sektor transportasi menjadi rendah.
“Selain itu, para pelaku usaha masih melakukan berbagai pemangkasan harga dan diskon untuk dapat bertahan,” jelasnya.
Baca Juga
Adapun, Bank Indonesia (BI) berdasarkan survei pemantauan harga memperkirakan inflasi pada Mei 2021 akan mencapai level 0,28 persen mtm.
“Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Mei 2021 secara tahun kalender sebesar 0,86 persen [year-to-date/ytd], dan secara tahunan sebesar 1,64 persen [year-on-year/yoy],” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono.
Menurutnya, penyumbang utama inflasi Mei 2021 hingga minggu keempat yaitu komoditas angkutan antarkota sebesar 0,09 persen mtm, daging ayam ras sebesar 0,06 persen mtm, daging sapi dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,03 persen mtm.
Di samping itu, komoditas penyumbang inflasi lainnya di antaranya jeruk dan minyak goreng masing-masing sebesar 0,02 persen mtm, kelapa, kangkung, kentang, bayam, udang basah, ikan tongkol, ikan kembung dan angkutan udara masing-masing sebesar 0,01 persen mtm.
Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi antara lain cabai rawit dan cabai merah masing-masing sebesar -0,05 persen mtm, serta telur ayam ras sebesar -0,01 persen mtm.