Bisnis.com, JAKARTA — President Director PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA), Adrianto P. Adhi menjelaskan lanskap pasar apartemen dan kondominium sepanjang semester I/2025 belum menunjukkan pertumbuhan signifikan.
Dia mengamini terjadi perlambatan penjualan apartemen dalam beberapa waktu belakangan. Namun, posisinya masih dalam kondisi yang wajar dan tidak mengganggu fundamental perseroan
"SMRA sih sebenarnya tetap jalan. Karena kan kita suplai apartemen juga tinggal sedikit kok. Penjualannya cukup jalan ya, saya lupa angkanya [sepanjang semester I/2025 terserap berapa] tapi jalan," kata Adrianto saat ditemui usai agenda Indonesia Summit 2025 di Jakarta, Rabu (27/8/2025).
Dia lantas memberikan penjelasan mengenai faktor apa saja yang menghambat penjualan apartemen. Pertama, kelesuan pasar properti high rise itu terjadi lantaran budaya mengakar di kalangan masyarakat Indonesia yang terbiasa tinggal di rumah tapak.
Kedua, faktor besarnya biaya layanan dan pengelolaan dinilai menjadi faktor lain yang berkontribusi menurunkan minat masyarakat tinggal di hunian vertikal.
Kondisi itu diperparah dengan banyaknya kasus apartemen mangkrak sehingga membuat konsumen ragu untuk melakukan pembelian unit.
Baca Juga
"Yang ketiga, oversupply. Banyak pengembang yang membangun apartemen tapi tidak terjual atau tidak dibangun, dan itu membuat kepercayaan menurun dari pasar apartemen," ujarnya.
Sebelumnya, Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) Indonesia mengungkap penjualan hunian vertikal yakni apartemen dan kondominium masih dihadapkan pada tantangan sepanjang semester I/2025.
Head of Research JLL Indonesia, Yunus Karim menuturkan bahwa pasar apartemen dan kondominium masih stagnan meskipun pemerintah telah menggulirkan insentif bebas PPN atau PPN Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 100%.
"Sektor apartemen atau kondominium, di sini juga kita bisa lihat memang kalau secara aktivitas pasar memang terpantau cukup flat dari sisi sales rate memang dari semua produk yang ditawarkan di Jakarta kita bisa lihat tingkat penjualannya kurang lebih stagnan," jelasnya dalam media briefing di Jakarta, dikutip Kamis (14/8/2025).
Bahkan, Yunus menjelaskan bahwa penjualan apartemen sepanjang semester I/2025 di Jakarta yang tercatat oleh JLL Indonesia hanya ada di angka 150 unit. Posisinya jauh menurun dibandingkan dengan rata-rata penjualan unit apartemen dalam kurun waktu 10 tahun belakangan yang ada di angka 3.560 unit.