Bisnis.com, JAKARTA — Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) Indonesia mengungkap penjualan hunian vertikal yakni apartemen dan kondominium masih dihadapkan pada tantangan sepanjang Semester I/2025.
Head of Research JLL Indonesia, Yunus Karim menuturkan bahwa pasar apartemen dan kondominium masih stagnan meskipun pemerintah telah menggulirkan insentif bebas PPN atau PPN Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 100%.
"Sektor apartemen atau kondominium, di sini juga kita bisa lihat memang kalau secara aktivitas pasar memang terpantau cukup flat dari sisi sales rate memang dari semua produk yang ditawarkan di Jakarta kita bisa lihat tingkat penjualannya kurang lebih stagnan," jelasnya dalam media briefing di Jakarta, dikutip Kamis (14/8/2025).
Bahkan, Yunus menjelaskan bahwa penjualan apartemen sepanjang Semester I/2025 di Jakarta yang tercatat oleh JLL Indonesia hanya ada di angka 150 unit.
Posisinya jauh menurun dibandingkan dengan rata-rata penjualan unit apartemen dalam kurun waktu 10 tahun belakangan yang ada di angka 3.560 unit.
"Property boom year kita kan di 2012, 2013, dan 2014. Di 2015 sudah mulai turun, kemudian turun lagi ke 2020 itu penjualannya kurang lebih hanya 1.000 unit per tahun di Semester I/2025 yang kita catat hanya ada penjualan 150 unit," tambahnya.
Baca Juga
Akibat lemahnya daya serap pasar tersebut, Yunus menyebut sepanjang tahun ini dipastikan tidak akan ada peluncuran apartemen baru di Jakarta.
Padahal, rata-rata suplai apartemen baru selama sepuluh tahun belakangan umumnya ada di angka 4.100 unit per tahun.
Dari sisi pasar, saat ini pasar kelas menengah bawah masih mendominasi pembelian apartemen di angka 49%. Di mana, segmen ini tengah berhati-hati dalam melakukan ekspansi di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi.
Sementara itu, kelas menengah persentasenya mencapai 44% dan kelas menengah atas Ada di angka 7%.
"Kalau kita lihat lagi lebih dalam, ada beberapa apartemen khususnya di kelas menengah atas yang masih bisa menaikkan harga mereka. Ini bisa dilakukan memang dalam posisi mereka sudah akan menuju optimalisasi pembangunan atau memang dia juga mendapatkan demand yang cukup baik dari pasar," pungkasnya.