Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kata Pengusaha, Pemulihan Manufaktur Tak Melulu Soal Insentif

Sejumlah sektor manufaktur yang saat ini masih membutuhkan dorongan antara lain tekstil, sepatu, elektronika, dan lainya yang umumnya lebih banyak bergantung konsumsi pasar dalam negeri ketimbang ekspornya.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B. Sukamdani (kiri) bersama dengan Wakil Ketua Umum Shinta Widjaja Kamdani saat Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional (Rakerkonas) APINDO 2020 yang dilakukan secara virtual di Jakarta, Rabu (12/8/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B. Sukamdani (kiri) bersama dengan Wakil Ketua Umum Shinta Widjaja Kamdani saat Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional (Rakerkonas) APINDO 2020 yang dilakukan secara virtual di Jakarta, Rabu (12/8/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menilai pemulihan industri manufaktur tak hanya bisa bergantung dari sisi stimulus saja.

Kendati demikian, stimulus merupakan salah satu upaya yang sejauh ini cukup manjur dalam mendorong pemulihan sektor tertentu seperti otomotif dengan kebijakan diskon PPnBM.

"Memang manufaktur jika tidak disuntik insentif tertentu seperti otomotif itu akan sulit, tetapi stimulus tidak menjadi satu-satunya karena efektivitas pendukungnya juga menentukan," katanya dalam diskusi virtual, Rabu (12/5/2021).

Shinta menyebut sejumlah sektor manufaktur yang saat ini masih membutuhkan dorongan antara lain tekstil, sepatu, elektronika, dan lainya yang umumnya lebih banyak bergantung konsumsi pasar dalam negeri ketimbang ekspornya.

Untuk itu, efektivitas pendukung sebagai pendorong pemulihan sektor tersebut di antaranya dari peningkatan konsumsi kelas menengah, normalisasi kinerja riil dan informal dengan segera meniadakan berbagai bentuk batasan ini yang harus segera dijalankan.

Menurut Shinta pengendalian pandemi masih menjadi kunci salah satunya dengan kebijakan tepat yakni pelarangan mudik. Pasalnya, tentu Indonesia tidak ingin seperti India yang saat ini mengalami Tsunami Covid-19.

"Meski dari sisi pengusaha terutama sektor tranposrtasi dan wisata akan kembali menerima dampak tetapi memang tidak ada pilihan. Pengendalian Covid-19 ini harus clear diikuti dengan prokes yang ketat dan selanjutnya percepatan vaksinasi harus didorong," ujar Shinta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ipak Ayu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper