Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kata Ekonom, Ada Dua Kendala Utama Revolusi Industri 4.0

Saat ini perlu ada kolaborasi yang konkrit antara pemerintah dengan swasta atau pengguna.
Ilustrasi logo revolusi industri 4.0./Reuters-Wolfgang Rattay
Ilustrasi logo revolusi industri 4.0./Reuters-Wolfgang Rattay

Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia Fajar B. Hirawan mengatakan ada dua hal yang perlu diakselerasi terkait industri 4.0, yakni infrastruktur digital dan literasi digital.

"Jadi saat ini sebenarnya kendala dalam realisasi roadmap 4.0 hanya terkait dua hal tersebut," katanya kepada Bisnis, Rabu (12/5/2021).

Fajar menyebut dalam kaitannya dengan sinergi antara industri manufaktur dan digitalisasi, menurutnya perlu ada kolaborasi yang konkrit antara pemerintah dengan swasta atau pengguna.

Hal itu untuk mengidentifikasi talent atau skill yang dibutuhkan user sehingga dalam menyusun sebuah program untuk meningkatkan kapasitas SDM bisa lebih efektif.

Adapun Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menilai penerapan industri 4.0 dapat mendorong percepatan dalam upaya pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19.

"Kami selaku pembuat kebijakan akan terus memacu dan memfasilitasi kebutuhan riil sektor industri prioritas dalam mengadopsi teknologi industri 4.0 secara optimal. Dalam upaya strategis ini, pemerintah daerah juga dapat ikut berperan dalam penerapan industri 4.0 ini," ujarnya.

Sejak peluncuran Making Indonesia 4.0, Kementerian Perindustrian mengimplementasikan industri 4.0 pada sektor industri manufaktur melalui berbagai upaya. Satu di antaranya pelaksanaan program Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) yang memberikan asesmen kesiapan dan pendampingan kepada perusahaan industri manufaktur dalam implementasi industri 4.0.

Langkah selanjutnya, Kemenperin menyelenggarakan INDI 4.0 Award Winners, yakni pemberian penghargaan kepada industri yang sudah siap untuk bertransformasi ke era industri 4.0.

Kemenperin juga membangun Ekosistem Industri 4.0 (SINDI 4.0), dengan tujuan untuk membangun sinergi, koordinasi, kolaborasi di antara pemangku kepentingan terkait untuk mengakselerasi transformasi industri 4.0.

Kemudian, Kemenperin melaksanakan program pelatihan Manajer Transformasi Industri 4.0, yang berisi pengetahuan utama aspek teknologi, hukum, kontrol kinerja untuk menyiapkan menjadi pemimpin dalam penerapan industri 4.0 di perusahaan.

Pelatihan ini diakui oleh lembaga sertifikasi, dengan kualifikasi yang telah disusun dan disempurnakan sesuai dengan kebutuhan perkembangan industri.

Saat ini, Kemenperin sedang fokus dalam pembangunan Pusat Inovasi dan Pengembangan SDM Industri 4.0 (PIDI 4.0), yang akan memberikan lima pilar layanan, yaitu Showcase Center, Capability Center, Ekosistem Industry 4.0, Delivery Center, dan Innovation Center.

Kemenperin juga mendukung penyediaan data dan informasi industri yang andal melalui Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas).

Terakhir, program e-smart IKM adalah sistem database IKM yang tersaji dalam profil industri sentra dan produk, yang diintegrasikan dengan marketplace yang telah ada. Selama dua tahun ini, program e-Smart IKM sudah memberikan pelatihan kepada 10.967 pelaku IKM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khadafi
Editor : Ipak Ayu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper