Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mudik Dilarang, Industri Mamin Yakin Kinerja Tetap Solid

Industri makanan dan minuman melihat tahun ini dengan keyakinan. Meskipun kinerja belum akan kembali ke level normal, setidaknya tren kenaikan masih akan dirasakan pada kuartal II.
Pengembangan industri pengolahan susu oleh PT Frisian Flag Indonesia./dok. Frisian Flag
Pengembangan industri pengolahan susu oleh PT Frisian Flag Indonesia./dok. Frisian Flag

Bisnis.com, JAKARTA — Industri makanan dan minuman optimistis kinerja kuartal II/2021 akan lebih baik dibanding tiga bulan pertama tahun ini. Kendati saat ini pemerintah memberlakukan larangan mudik Lebaran 2021 pada 6–17 Mei.

Wakil Ketua Umum Bidang Kebijakan Publik Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) Rachmat Hidayat mengatakan kuartal ini akan ada pendorong dari periode Ramadan dan Lebaran.

Meski tidak optimistis akan kembali ke level normal, tetapi setidaknya akan lebih baik dibandingkan kuartal pertama.

"Kami masih yakin ada Lebaran dan Natal akhir tahun sehingga pertumbuhan masih sesuai yang diharapkan pada awal tahun," katanya kepada Bisnis, Senin (10/5/2021).

Adapun Gapmmi mematok tahun ini industri akan naik di level 5-7 persen. Hingga empat bulan pertama 2021, kinerja industri masih sesuai ekspektasi. 

Sejalan dengan hal itu, Direktur Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan Direktorat Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Supriadi optimistis industri makanan dan minuman masih akan bertumbuh kendati adanya larangan mudik dan pembatasan perjalanan yang dilakukan pemerintah pada periode Ramadan dan Lebaran ini.

Dia mengatakan industri ini sudah terbukti sejak tahun lalu, di mana juga ada peraturan serupa. "Mungkin akan tetap berpengaruh tetapi sedikit dan sudah terbukti sejak tahun lalu. Hal itu karena mamin selalu dibutuhkan masyarakat bahkan untuk menunjang daya tahan," katanya.

Sementara itu berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), industri makanan dan minuman tumbuh 2,45 persen periode Januari hingga Maret 2021. Angka itu lebih baik dari kuartal IV/2020 yang di level 1,60 persen.

BPS menyebut pertumbuhan industri mamin kuartal lalu didorong oleh peningkatan produksi panen raya tanaman padi dan peningkatan produksi CPO untuk ekspor. Sementara Kementerian Perindustrian menyebut daya beli yang masih rendah membuat industri mamin belum bertumbuh maksimal.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ipak Ayu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper