Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kelompok makanan, minuman, dan tembakau cenderung memberikan andil inflasi terbesar pada momentum Ramadan selama lima tahun terakhir.
Plh Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS M. Habibullah mengatakan dalam lima tahun terakhir, kelompok ini menyumbang andil inflasi sebesar 0,02% secara bulanan pada April 2020, 0,05% pada April 2021, 0,46% pada April 2022, 0,09% pada Maret 2023, dan 0,41% pada Maret 2024.
“Selama lima tahun terakhir, selalu terjadi inflasi pada momen bulan Ramadan terutama kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Ini selalu memberikan andil inflasi terbesar Pada momen bulan Ramadan sejak 2021, kecuali pada 2020 yang bersamaan dengan pandemi Covid-19,” kata Habibullah dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah 2025 di YouTube Kemendagri, Senin (24/2/2025).
Habibullah menyampaikan, komoditas kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang memberikan andil inflasi tertinggi pada Maret 2024 terdiri dari lima komoditas.
Rinciannya, telur ayam ras, daging ayam ras, dan beras yang masing-masing sebesar 0,09% secara bulanan (month-to-month/mtm). Diikuti cabai rawit dan bawang putih dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,02%.
Bahkan, dia juga menyebut lima komoditas penyumbang inflasi di tahun lalu perlu dipantau menjelang Ramadan 2025. “Sebelumnya sudah ada lima komoditas yang sudah diputuskan bahwa memungkinkan ini menjadi perhatian kita bersama untuk dimonitor sesuai dengan historical data,” ujarnya.
Baca Juga
Selain itu, data BPS juga menujukkan sebagian besar kabupaten/kota mengalami inflasi pada lima komoditas seperti telur ayam ras, daging ayam ras, beras, cabai rawit, dan bawang putih yang memberikan andil inflasi terbesar pada momen Ramadan 2024 atau Maret 2024.
Habibullah mengatakan telur ayam ras mengalami inflasi hampir di seluruh kabupaten/kota, tepatnya pada 148 kabupaten/kota dan hanya 2 kabupaten/kota yang deflasi pada Ramadan tahun lalu.
Pada periode yang sama, juga terdapat 116 kabupaten/kota yang mengalami inflasi daging ayam ras, 115 kabupaten/kota mengalami inflasi beras, 111 kabupaten/kota mengalami inflasi cabai rawit, serta 133 kabupaten/kota yang mengalami inflasi bawang putih.
Berdasarkan data historis, sebagian besar kabupaten/kota mengalami inflasi pada momentum Ramadan, dengan inflasi dominan terjadi di kabupaten/kota di luar Pulau Sumatera dan Jawa.
Pada Maret 2024, misalnya, juika ditinjau menurut provinsi, inflasi tertinggi terjadi di Sulawesi Utara sebesar 1,07% mtm, Papua Tengah 1,01% mtm, hingga Banten di level 0,98% mtm.
“Inflasi yang tertinggi pada mtm Maret 2024 ketika menjelang Ramadan ada di Sulawesi Utara, Papua, Banten, Bali, sementara untuk Nusa Tenggara Timur, Papua Selatan, Papua, serta Maluku mengalami deflasi,” pungkasnya.