Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah pandemi Covid-19, kalangan pengembang diingatkan mengenai dua hal yakni menjaga cashflow dan harus mampu membaca arah pasar.
Budiarsa Sastrawinata, Managing Director Ciputra Group, mengakui bahwa tetap menjaga cashflow dalam kondisi pandemi ini bukanlah perkara mudah. Namun, menurutnya, hal itu juga tergantung dengan kebijakan yang diterapkan suatu perusahaan sejak sebelum krisis ini.
“Kalau memang sudah siap, memang tetap ada dampaknya, tetapi tidak terlalu kaget,” ungkapnya dalam Webinar Industri Properti Garda Terdepan Pemulihan Ekonomi Nasional pada Kamis (11/2/2021) yang digelar berkaitan dengan HUT Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) ke-49.
Budiarsa, yang juga Presiden Federasi Real Estat Internasional (Fédération Internationale des Administrateurs de Biens Conseils et Agent Immobiliers/FIABCI) Indonesia, memberi contoh yang dilakukan Ciputra Group.
Perusahaan tersebut memang telah menggarap segmen bisnis yang beragam. Dengan demikian, apabila ada segmen yang terdampak cukup besar saat pandemi ini, masig terdapat segmen lain yang menopangnya.
Dia menjelaskan bahwa Ciputra Group merasakan dampak pandemi yang cukup besar untuk segmen bisnis properti perhotelan, pusat perbelanjaan, dan perkantoran. “Portofolio kami di residensial besar, terdampak juga, tetapi tidak sebesar yang di luar residensial.”
Baca Juga
Budiarsa juga menggarisbawahi pentingnya kemampuan membaca arah pasar di samping melakukan efisiensi, mengurangi belanja modal, serta memilah mana proyek yang tetap dapat diteruskan dan mana yang sebaiknya ditunda. “Mana yang bisa ditunda ya ditunda, nggak bisa agresif lagi.”
Dia benar-benar menggarisbawahi agar setiap pengembang memperhatikan likuiditas. “Dalam kondisi normal, selalu yang menjadi perhatian adalah lokasi, lokasi, dan lokasi. Sekarang berubah menjadi likuiditas, likuiditas, dan likuiditas. Kita harus memastikan bahwa likuiditas cukup.”
Budiarsa juga menekankan pentingnya beradaptasi dengan kondisi pasar. Jadi, pengembang harus pandai membaca dan menanggapi arah pasar.
Sebelum krisis akibat pandemi pun, ungkapnya, keadaan sudah berubah seiring dengan meningkatnya pemanfaatan teknologi. Dia menyebutkan sebelum krisis pun, belanja online sudah marak dan Ciputra Group telah melakukan antisipasti ketika itu. “Apalagi sekarang setelah krisis,”
Salah satu yang paling menonjol untuk diubah adalah dengan digital marketing. “Ciputra Group sebelum krisis sudah memulai digitalisasi dan saat krisis terjadi, itu dipercepat,” kata Budiarsa.