Bisnis.com, JAKARTA – PT Dewata Freight International Tbk. membangun kemitraan strategis dalam bidang farmasi dan alat kesehatan lewat kerja sama strategis yang saling menguntungkan dalam bidang logistik terintegrasi mulai dari pergudangan dingin dan kering, pusat logistik berikat, freight forwarding, dan distribusi dengan PT Promosindo Medika.
Direktur utama Dewata Freight Bimada memaparkan nilai impor dari Industri Pengolahan Barang Konsumsi [Consumer Goods] pada Oktober 2020 untuk industri Farmasi, produk obat kimia dan produk obat tradisional mencapai senilai US$65,89 miliar. Besarnya nilai pasar tersebut akan menjadi pasar yang cukup potensial untuk memulai model bisnis Logistik terintegrasi.
Lebih jauh, Bimada juga menjelaskan, melalui penandatanganan Nota Kesepahaman ini juga membuka peluang bagi anak usaha PT Arrow Chain Management Logistics (ACML) untuk dapat mengembangkan pergudangan dan transportasi distribusi rantai pasok dingin (coldchain).
“Pengembangan ini membuat perseroan dapat memiliki sumber pendapatan baru [secara konsolidasi] untuk mendukung kinerja keuangan,” ujarnya melalui siaran pers, Kamis (28/1/2021).
Corporate Secretary Dewata Freight Nur Hasanah menambahkan bahwa penandatanganan nota kesepahaman ini merupakan langkah awal masuk ke industri farmasi dan alat kesehatan. Selama ini, perseroan lebih berfokus kepada penanganan kargo infrastruktur, pembangkit tenaga listrik dan pengiriman alat-alat berat.
Sebagai informasi, kinerja penjualan perseroan pada kuartal III/2020 menurun sebesar 26 persen secara tahunan (Y-o-Y). Pada 2021 perseroan merencanakan pertumbuhan Penjualan secara konsolidasi sebesar 300 persen YoY dan Capex Rp100 miliar untuk pembangunan infrastruktur rantai pasok dingin, pusat logistik berikat dan logistik pertambangan (logistics mining).
Baca Juga
Sumber pendanaan belanja modal perseroan berasal dari penambahan hutang kepada perbankan dan non perbankan serta dari kas perseroan.