Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi menyebutkan bahwa pada tahun ini harus ada tambahan produksi minyak sekitar 50.000 barel per hari.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan meski target produksi siap jual (lifting) minyak bumi pada tahun ini pada level 705.000 barel per hari atau sama dengan target tahun lalu, tapi upaya peningkatan produksi minyak harus terus dipacu.
"Pada 2021 harus ada upaya tambahan 50.000 karena kalau normal akan ada decline, maka kita harus tambah 50.000 barel per hari. [Tahun] 2021 kita canangkan agar kita bisa meningkat, 2022 kalau 2021 mampu untuk tidak lagi decline harapan 2022 kita akan lebih baik lagi capai peningkatan," katanya dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Senin (11/1/2021).
Dia menjelaskan untuk memperoleh peningkatan produksi salah satu ukurannya dari kegiatan pengeboran. Untuk kegiatan pengeboran pada 2021 direncanakan meningkatkan jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Menurut Dwi, kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) telah menyepakati untuk mengebor sebanyak 616 sumur pada tahun atau meningkat pesat dibandingkan dengan tahun lalu sebanyak 240 sumur.
"Ada peningkatan lebih dari dua kali. Ini yang kami harapkan kuncinya harus ada kenaikan produksi dibandingkan dengan tahun lalu, itu yang kita targetkan," jelasnya.
Baca Juga
Dwi menambahkan bahwa kegiatan investasi pada tahun ini diharapkan dapat lebih baik seiring dengan meningkatnya harga minyak dunia. Dalam APBN 2021 asumsi harga minyak dipatok pada level US$45 per barel.
Menurutnya, tren harga minyak dunia sudah terlihat cukup bagus setelah adanya isu vaksin yang muncul. Untuk itu, investasi pada tahun ini diharapkan dapat mencapai US$12,5 miliar.
"Kita lihat kenaikan harga minyak cukup bagus setelah isu vaksin keluar, saat ini sudah di atas US$50 per barel. Kita yakin dengan harga minyak yang naik investasi akan meningkat," ungkapnya.