Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kompromi Stimulus US$900 Miliar Tercapai di AS, Pemungutan Suara Malam Ini?

Stimulus baru yang akan diluncurkan diperkirakan mencapai US$900 miliar lebih.
Presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden berbicara tentang ekonomi dan laporan kerja Amerika Serikat terakhir tahun 2020 di kantor pusat transisi di Wilmington, Delaware, Amerika Serikat, Jumat (4/12/2020)./Antara-Reuters
Presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden berbicara tentang ekonomi dan laporan kerja Amerika Serikat terakhir tahun 2020 di kantor pusat transisi di Wilmington, Delaware, Amerika Serikat, Jumat (4/12/2020)./Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Kongres Amerika Serikat dikabarkan telah mencapai kesepakatan stimulus raksasa sebesar US$900 miliar.

Kesepakatan ini sangat penting, karena paket kebijakan stimulus sebelumnya akan daluarsa pada 1 Januari 2021 mendatang.

Dilansir oleh Wall Street Journal (WSJ), senat yang mayoritas dikuasai oleh Republik dan Demokrat dilaporkan telah menyetujui pasal-pasal yang mengganjal dalam stimulus raksasa itu pada Sabtu (19/12/2020) waktu setempat.

Dalam kebijakan kompromi ini, Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) dapat memberikan bantuan stimulus darurat pada sistem keuangan tanpa persetujuan kongres terlebih dahulu.

Pasal ini adalah diskusi yang paling alot antara kedua kekuatan dalam parlemen AS. Pasalnya, Partai Republik yang mengusung liberalisme pasar, kebijakan ini adalah bentuk intervensi negara. Mereka juga menyebut kebijakan stimulus lewat The Fed memberi Demokrat ruang menciptakan dukungan pendanaan terselubung bagi pemerintah negara bagian yang mereka kendalikan.

Sedangkan sebaliknya, Demokrat beralasan membatasi kekuasaan bank seperti keinginan Republik dapat memperparah krisis fiskal dan menghambat kemampuan pemerintahan Joe Biden yang akan datang untuk meningkatkan ekonomi AS yang sedang sakit.

Stimulus ini sendiri diperkirakan akan dilakukan pemungutan suara pada Minggu (20/12/2020) waktu setempat. Atau jelang tengah malam nanti di Tanah Air.

Laporan menyebutkan, para anggota senat dari kedua kubu hanya tinggal membicarakan detail dari paket yang akan diluncurkan. "Mulai [membicarakan stimulus untuk] menutup sisa paket bantuan yang sangat dibutuhkan keluarga, pekerja, dan bisnis," kata juru bicara pemimpin mayoritas Senat Mitch McConnell .

Sebelum kesepakatan itu dilaporkan, Presiden Donald Trump melancarkan pernyataannya melalui Twitter, "Mengapa Kongres tidak memberi kami Stimulus? selesaikan itu, dan beri mereka lebih banyak uang dengan bantuan langsung."

Paket stimulus ini rencananya meliputi bantuan untuk distribusi vaksin dan logistik, tunjangan pengangguran tambahan sebesar US$300 per minggu, dan cek stimulus lanjutan US$ 600. Stimulus baru ini sendiri setengah dari jumlah yang disediakan saat pandemi mulai menyerang pada Maret 2020 lalu.

Pada pekan lalu, Bloomberg melaporkan Menteri Keuangan Steven Mnuchin dan Ketua DPR Nancy Pelosi membahas perkembangan pendanaan federal, termasuk bantuan pandemi melalui telepon.

Dalam upaya terbaru untuk memecahkan kebuntuan selama berbulan-bulan atas stimulus baru ini, anggota parlemen akan memberikan bahasa untuk dua RUU terpisah, kata seseorang yang akrab dengan pembicaraan tersebut. Satu proposal untuk pengeluaran US$748 miliar akan mencakup semua ketentuan selain bantuan negara bagian dan lokal serta perlindungan kewajiban bagi pemberi kerja. RUU kedua akan memiliki dua ketentuan yang membagi para pemimpin kedua belah pihak - US$160 miliar dalam bentuk bantuan negara bagian dan lokal yang dialokasikan melalui sistem berbasis kebutuhan, dan ketentuan pertanggungjawaban.

Saat itu, senator Joe Manchin, salah satu negosiator, mengatakan bantuan untuk rakyat Amerika totalnya adalah US$ 908 miliar.

"Rencananya berjalan dan baik dan tidak mungkin, tidak mungkin kita akan meninggalkan Washington tanpa mengurus kebutuhan darurat rakyat kita," kata Senator Demokrat dari West Virginia itu.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Wall Street Journal , Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper