Bisnis.com, JAKARTA – AirAsia Indonesia belum mendapatkan klarifikasi dari CEO AirAsia Group langsung terkait dengan adanya kabar rencana Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap ratusan karyawannya.
Direktur Utama AirAsia Indonesia Veranita Y. Sinaga mengaku belum bisa berkomentar lebih jauh terkait rencana PHK tersebut.
"Kami akan menunggu klarifikasi terlebih dahulu dari CEO Group Tony Fernandes tentang hal tersebut," kata Veranita, Selasa (29/9/2020).
Vera meyakini untuk AirAsia Indonesia tetap mengupayakan PHK menjadi opsi terakhir. Dari sisi bisnis, AirAsia mengidentifikasi rute pemulihan yang menjadi prioritas untuk dikembangkan.
Menurutnya, rute domestik menjadi prioritas perseroan pada semester II/2020. Dia menyebut, pengembangan domestik didukung oleh langkah-langkah recovery yang sudah ada di industri penerbangan domestik Indonesia.
Dia berpendapat peningkatan pendapatan dan pengembangan rute itu merupakan strategi penting untuk mengatasi kerugian mengingat cash flow menjadi prioritas saat ini.
Baca Juga
“Kalau untuk AirAsia Indonesia bisa dipastikan PHK menjadi opsi terakhir dan masih banyak opsi-opsi lain yang sedang dipertimbangkan,” ujarnya.
Sebelumnya, dilansir dari Antara, Selasa (29/9/2020), AirAsia X Bhd, baik unitnya di Malaysia maupun layanan jarak jauh, akan melakukan PHK. Laporan dari Bernama (kantor berita Malaysia) itu didasarkan atas keterangan seorang sumber yang menghadiri sesi temu wicara, yang diadakan secara terpisah oleh kedua unit itu pada Senin (28/9/2020).
Selanjutnya, karyawan yang akan dirumahkan akan diberitahu dalam waktu 72 jam. AirAsia Malaysia akan memberi mereka sejumlah bantuan, seperti tunjangan kesehatan dan penukaran kupon penerbangan akhir tahun.
CEO AirAsia Bhd Riad Asmat mengatakan maskapai tersebut telah menghubungi pemerintah tetapi belum mendapatkan respons. Mereka yang diberhentikan kemudian akan dipekerjakan kembali setelah maskapai melewati pandemi. Staf yang tersisa tidak akan dipotong gajinya.