Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kereta Cepat Diperpanjang hingga Surabaya, MTI: Perlu Kajian Lagi

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menilai rencana perpanjangan rute kereta cepat hingga ke Surabaya membutuhkan kajian lagi agar tidak menimbulkan risiko pemborosan investasi.
Aktivitas proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di salah satu tunnel atau terowongan di kawasan Tol Purbaleunyi KM 125, Cibeber, Cimahi Selatan, Jawa Barat, Kamis (2/4/2020). Bisnis/Rachman
Aktivitas proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di salah satu tunnel atau terowongan di kawasan Tol Purbaleunyi KM 125, Cibeber, Cimahi Selatan, Jawa Barat, Kamis (2/4/2020). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Wacana memperpanjang rute kereta cepat Jakarta-Bandung ke Surabaya agaknya perlu ditunda dengan membuat pertimbangan secara matang terlebih dahulu.

Pasalnya, sudah ada kereta semi cepat yang mungkin membagi permintaan pengguna serta pemindahan ibukota yang dapat membuat permintaan ke Jakarta menjadi lebih rendah.

Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengatakan rencana ini tidak bisa serta merta digaungkan begitu saja. Perlu ada kajian mendalam terkait kemungkinan permintaan penggunanya di masa depan.

"Pertimbangannya mau bangun kereta semi cepat dahulu dengan rute Jakarta-Surabaya, ada kereta cepat dan semi cepat khawatirnya demand terbagi," ujarnya kepada Bisnis.com, Rabu (2/9/2020).

Lebih lanjut, menurutnya, jika PT KCIC berminat memperpanjang rute kereta cepatnya tidak hanya dari Jakarta ke Bandung saja. Paling mungkin rute kereta cepat diperpanjang ke Cirebon, sehingga rutenya menjadi Jakarta-Bandung-Cirebon.

Dia menegaskan jika kereta cepat diperpanjang ke Surabaya membutuhkan pertimbangan sangat matang, jangan sampai terlalu banyak investasi yang keluar tetapi hasilnya tidak maksimal terjadilah pemborosan.

"Kalau Bandung-Surabaya perlu pertimbangan masak-masak jangan sampai terlalu banyak investasi, apalagi ibukota juga pindah, berpengaruh juga ini karena mobilitas ke Jakarta berkurang, karena ke Jakarta itu untuk kerja," paparnya.

Dia menyebut pengguna penerbangan ke DKI Jakarta sebanyak 62 persen untuk tujuan perjalanan dinas, karena alasan utama DKI Jakarta sebagai ibu kota. Ketika status ini hilang, pendatang pun akan berpindah ke ibu kota baru.

Djoko menuturkan hingga kini kereta semi cepat Jakarta-Surabaya saja belum berjalan pembangunannya, sehingga permintaannya harus dilihat terlebih dahulu, jangan sampai saling bertabrakan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper