Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Jalan Tol Indonesia menyambut baik kehadiran para investor di bisnis jalan tol Tanah Air.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Jalan Tol Indonesia Krist Ade Sudiyono menyatakan bahwa pihaknya berharap para investor baru, termasuk yang akan menggarap proyek jalan tol di Provinsi Bali, akan bekerja sama mengembangkan industri jalan tol.
"Kami berharap investor baru ini akan bersama sama mengembangkan industri jalan tol yang secara nature bisnisnya bersifat jangka panjang," ujarnya kepada Bisnis, Senin (10/8/2020).
Ade mengaku bahwa saat ini industri jalan tol nasional masih memerlukan partisipasi investor swasta, karena terbatasnya anggaran pemerintah.
Guna menarik partisipasi sektor swasta pada pembangunan infrastruktur tol, pihaknya berharap agar semua pihak terus menjaga iklim investasi yang baik.
Sebelumnya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendukung peningkatan konektivitas antarwilayah di Bali, baik melalui pembangunan jalan nasional dan jalan tol, salah satunya adalah rencana pembangunan jalan tol Gilimanuk—Mengwi dengan total panjang sekitar 95 km.
Baca Juga
Proyek tol ini diprakarsa oleh PT Bariko Indoraya dan PT Cipta Sejahtera Nusautama, yang diwakili Tito Sulistio sebagai investor.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa tujuan utama pembangunan jalan tol yang akan menjadi ruas kedua di Bali setelah tol Bali Mandara tersebut adalah untuk pengembangan wilayah di Bali bagian barat. Utamanya untuk peningkatan konektivitas dari Pelabuhan Gilimanuk hingga ke Metropolitan Sarbagita yang kerap mengalami kemacetan.
Tidak hanya untuk pengembangan wilayah di Bali, menurut Menteri Basuki, keberadan tol itu nantinya juga terkait dengan jalan tol Sumatra dan tol Trans-Jawa yang akan terhubung hingga ke Banyuwangi, Jawa Timur.