Bisnis.com, JAKARTA - Penurunan impor barang modal dan bahan baku penolong hingga Mei 2020 menjadi sinyal negatif bagi pertumbuhan investasi dan industri domestik.
Data Badan Pusat Statistik menunjukkan impor bahan baku penolong Januari - Mei 2020 terkontraksi hingga minus 15,28 persen year on year atau dari US$53,3 miliar pada Januari - Mei 2019 menjadi US$45,16 miliar.
Sementara itu, impor barang mencapai US$9,22 miliar atau terkontraksi sebesar 19,75 persen dari periode yang sama tahun lalu yakni US$11,49 miliar.
"Impor turun pada berbagai jenis barang, barang modal dan bahan baku perlu diwaspadai karena memengaruhi aktivitas industri kita dan mempengaruhi perdagangan dan komponen investasi," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam keterangan resmi secara virtual, Senin (15/6/2020).
Adapun dilihat dari komposisinya, peran impor bahan baku terhadap keseluruhan impor Januari - Mei 2020 mencapai 75,08 persen. Sementara barang modal mencapai 15,33 persen.
Suhariyanto menambahkan bahwa tren penurun ekspor maupun impor ini tak lepas dari pandemi Covid-19 yang kemudian berdampak pada pelemahan ekonomi global.
Baca Juga
"Perunan ekspor dan impor tentu tidak terlepas dari Covid-19 yang menyebabkan kontraksi ekonomi karena ada pembatasan sosial dan pelemahan daya beli dan berbagai masalah lainnya," tukasnya.