Bisnis.com, JAKARTA - Progres pembangunan Jembatan Pulau Balang telah mencapai 76 persen dan terus dilanjutkan untuk mengejar target penyelesaian akhir tahun ini.
PT Hutama Karya (Persero) selaku kontraktor yang melakukan Kerja Sama Operasi (KSO) dengan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. dan PT Bangun Cipta Konstruksi, membangun jembatan yang terbentang sepanjang 804 meter dek utama dan 167 meter dek pendekat.
Kepala Proyek Jembatan Pulau Balang Dhono Nugroho mengatakan per April 2020, progres proyek ini telah mencapai 76,58 persen.
“Dari segi fisik, pekerjaan tiang jembatan dapat dikatakan 95 persen selesai. Saat ini proses pekerjaan dek jembatan dengan metode balance cantilever,” jelasnya, Senin (4/5/2020).
Adapun rencana pemindahan ibu kota negara ke Kabupaten Penajam Paser Utara telah diumumkan oleh Presiden Joko Widodo pada 26 Agustus 2019 yang lalu.
Salah satu infrastruktur pendukung ibu kota negara baru yang dinilai krusial adalah Jembatan Pulau Balang yang merupakan salah satu bagian dari master plan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mewujudkan jalur Trans Kalimantan.
Baca Juga
Sebagai informasi, jembatan ini akan menghubungkan Balikpapan dengan Penajam Paser Utara melintasi Teluk Balikpapan.
Pada kunjungannya Desember 2019, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menargetkan proyek ini rampung pada akhir 2020. Target ini lebih cepat dari kontrak pekerjaan yang selesai pada 2021 atau 2.015 hari kalender.
Terkait hal ini, Dhono mengatakan untuk mencapai target di tengah situasi wabah Covid-19 ini memang bukanlah hal yang mudah. Kendati demikian, pembangunan Jembatan Pulau Balang diyakini akan selesai tepat waktu.
“Saat ini kami di proyek tetap bekerja dengan menerapkan protokol pembatasan penyebaran Covid-19 secara ketat sesuai aturan pemerintah dan perusahaan. Harapannya pembangunan tetap bisa terus berprogres meski sedikit terhambat,” jelasnya.
Sementara itu, SEVP of Corporate Secretary Hutama Karya Muhammad Fauzan mengatakan strategi Hutama Karya untuk kontruksi proyek yang masih berjalan saat pandemi Covid-19 adalah dengan mengimplementasikan penerapan prosedur dan protokol kesehatan yang cukup ketat.
"Protokol kesehatan yang cukup ketat seperti penyemprotan disinfektan di area kantor proyek secara rutin, pengecekan suhu tubuh setiap pagi dan setelah bekerja atau saat berganti sif, penyediaan hand hanitizer, hingga vitamin kepada para pekerja," jelasnya
Fauzan menambahkan semua hal tersebut juga dimonitor secara harian oleh tim QHSE pada masing-masing proyek plus dimonitor oleh Manajemen Hutama Karya di kantor pusat.
"Selain itu, perusahaan juga memastikan tidak ada mobilisasi dari dalam dan keluar proyek serta tidak ada penambahan pekerja sementara di proyek hingga wabah Covid-19 ini dinyatakan aman," katanya.