Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asperindo: Pemain Bisnis Kargo Udara Makin Banyak

Asperindo menyambut positif sejumlah maskapai pengangkut penumpang yang mengubah konfigurasi angkutannya menjadi pengangkutan logistik.
Petugas melakukan bongkar muat barang di Terminal Kargo Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (25/2/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Petugas melakukan bongkar muat barang di Terminal Kargo Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (25/2/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik (Asperindo) menyebut minat pengiriman logistik melalui aktivitas udara semakin meningkat. Permintaan tinggi ini diiringi penawaran dari maskapai nasional yang mengubah konfigurasi penumpang jadi angkut logistik.

Ketua DPP Asperindo M. Feriadi mengatakan sejauh ini belum ada laporan dari anggotanya mengenai terjadinya penumpukan logistik di sejumlah bandara transit. Namun, penerbangan reguler berjadwal kini banyak yang jadi pengangkut kargo.

"Penerbangan komersil banyak mengangkut kargo walau sebenarnya pesawatnya untuk penumpang jadi pintunya masih pintu penumpang bukan freighter, bahkan masih ada kursi-kursi penumpang. Artinya, minat terhadap angkutan udara itu tinggi mengingat daerah tujuan kepulauan yang tidak bisa ditempuh dengan moda transportasi lain kecuali lewat udara," jelasnya kepada Bisnis.com, Selasa (28/4/2020).

Menurutnya, aktivitas logistik masih berjalan seperti biasa terutama bagi pengiriman ekspres yang diakomodasi oleh Asperindo melalui pesawat khusus kargo (freighter) yang disewa secara khusus.

Dia menyambut positif sejumlah maskapai pengangkut penumpang yang mengubah konfigurasi angkutannya menjadi pengangkutan logistik. Hal ini, terangnya memberikan pilihan tambahan bagi para pengguna jasa logistik udara.

Di sisi lain, sejauh ini jelasnya, aktivitas jasa pengiriman ekspres masih aman karena masih beroperasi dan belum ada laporan lain. Pasalnya, kondisi setiap perusahaan berbeda-beda bergantung model bisnisnya.

"Mereka yang model bisnisnya business to business [B to B] kemungkinan akan mengalami penurunan, bayangkan dengan banyak kantor dan pabrik tutup membuat produksi menurun, pasti distribusi yang dilakukan oleh anggota Asperindo yang bisnis model seperti ini pasti menurun," jelasnya.

Namun, sebaliknya pebisnis yang model bisnisnya customer to customer (CtoC) malah akan mengalami kenaikan, karena pengiriman antarindividu semakin meningkat. Contohnya, pelaku jasa pengiriman ekspres yang sudah banyak melayani e-commerce.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper