Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Coliving Bisa Jadi Pilihan Menunjang Work from Home

Coliving umumnya menawarkan fasilitas sewa jangka pendek sehingga cocok bagi para tenaga medis maupun ekspatriat yang tidak bisa pulang ke rumah masing-masing.
ilustrasi penghuni coliving/istimewa
ilustrasi penghuni coliving/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Wabah virus corona belum juga menunjukkan tanda-tanda segera mereda. Makin banyak perusahaan yang merumahkan karyawannya dan melakukan sistem kerja dari rumah atau work from home. Tinggal di hunian coliving dinilai paling menunjang untuk WFH.

Investor and Partner di Flokq Nicholas Pudjiadi mengatakan bahwa dengan segala fasilitas yang diberikan di hunian coliving, hal itu cukup menunjang bagi para pekerja yang harus work from home (WFH), karantina, tapi tak mau membayar terlalu mahal.

“Untuk saat ini orang memilih coliving mungkin pasarnya ada dua, mungkin untuk orang-orang dari indekos yang cari kamar lebih mewah, tapi harganya tidak jauh dari kamar indekos. Atau bagi mereka tenaga medis, misalnya, yang harus mengarantina diri dari keluarga di rumah,” ungkapnya kepada Bisnis, Jumat (3/4/2020).

Nicholas menyebutkan bahwa saat ini, tren coliving adalah satu apartemen dihuni sekitar 3 orang—4 orang. Menurutnya, penyebaran virus bisa tetap dicegah selama setiap penghuni menerapkan pola hidup bersih sehat dan juga tetap melakukan physical distancing.

“Jadi, sama saja seperti satu keluarga yang tinggal di satu rumah,” jelasnya.

Dengan tinggal di coliving, selain mendapatkan fasilitas lengkap seperti WiFi gratis dan juga ruangan yang lebih nyaman, penghuni coliving juga akan dipermudah untuk melakukan kegiatan seperti ke pusat kebugaran yang saat ini dilarang.

Coliving umumnya sudah dilengkapi dengan fasilitas itu di ruang komunalnya. Jadi, yang biasanya pergi ke gim yang ada di mal, sekarang ditutup atau dilarang, bisa tetap berolahraga di coliving,” jelasnya.

Kelebihan lainnya, coliving umumnya menawarkan fasilitas sewa jangka pendek sehingga cocok bagi para tenaga medis maupun ekspatriat yang harus melakukan karantina dan tidak bisa pulang ke rumah masing-masing.

Dari segi harga, jelas Nicholas, tidak jauh dari harga indekos dan lengkap dengan segala fasilitas. Para penyewa juga tidak harus menyewa satu apartemen khusus yang harga sewanya lebih mahal.

“Kita seperti mengambil suite di kamar hotel, misalnya. Namun, kalau sekarang ke hotel kan pasti akan lebih mahal karena hitungannya per hari dan di hotel ada potensi bertemu lebih banyak orang,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper