Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian perhubungan mengupayakan penyelesaian tahap pertama pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat agar tetap bisa beroperasi terbatas pada September 2020 kendati pandemi Corona semakin meluas.
Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Agus Purnomo mengatakan hingga pekan ketiga Maret 2020, progres pembangunan terminal kendaraan dan peti kemas di pelabuhan ini mencapai 63,54 persen.
Menurutnya, dengan dengan situasi saat ini di tengah isu virus Corona (Covid-19) pengerjaan di lapangan tetap berjalan. Hanya saja, pengerjaan dilakukan dengan peningkatan kewaspadaan dan pemeriksaan kesehatan sesuai ketentuan yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan.
“Sampai saat ini, untuk konstruksi masih diupayakan September 2020 bisa soft opening,” jelasnya, Jumat (20/3/2020).
Pelabuhan yang digadang-gadang sebagai yang terbesar di Tanah Air itu dijadwalkan beroperasi terbatas pada September 2020 untuk terminal kendaraan yang melayani aktivitas ekspor otomotif dengan kapasitas 225.000 unit kendaran utuh (compelety build up unit/CBU). Adapun, terminal kontainernya baru dapat beroperasi pada awal 2021 dengan kapasitas 250.000 TEUs.
Sebelumnya, dia memang mengakui rencana peluncuran diundur dari Juni 2020 menjadi September 2020 karena berbagai masalah diantaranya hambatan lahan belum siap di back up area dan sejumlah tempat secara konstruksi masih perlu waktu.
Baca Juga
Proyek pembangunan Pelabuhan Patimban secara keseluruhan dilakukan dalam 3 tahap. Tahap 1 fase 1, akan diselesaikan pada November 2020 dengan kapasitas 218.000 kendaraan dan 250.000 TEUs untuk terminal peti kemas.
Saat meninjau pembangunan Pelabuhan Patimban, Presiden Joko Widodo yang didampingi oleh Menhub dan Menteri PUPR melontarkan ekspektasinya pelabuhan itu akan menjadi Hub di Indonesia. Pelabuhan baru itu dibangun dengan biaya sekitar Rp40 triliun.
Setelah tahap 1 fase 1 dilakukan, maka akan dilanjutkan dengan pengembangan pada tahap 1 fase 2 yang ditargetkan pada tahun 2021 - 2023, dengan kapasitas optimum menampung 600.000 kendaraan dan kontainer sejumlah 3,75 juta TEUs.
Sementara itu, Tahap 2 dan tahap 3 akan dilakukan pada 2024 - 2027 dengan pengerjaan berupa pengembangan terminal peti kemas hingga mencapai kapasitas maksimal yaitu di atas 7 juta TEUs.
Total luas pelabuhan ini adalah 654 hektar dengan rincian 300 hektar untuk terminal peti kemas dan terminal kendaraan, serta 354 hektar akan diperuntukkan back up area berisi area pergudangan, perkantoran, pengelolaan, dan area bisnis.